Kupas tuntas tentang salam

Assalamu alaikum warohmatullahi wabarokatuh.
Bismillahi arrohmani arrohim

PENDAHULUAN

   Kiranya saya sudah lama tidak membuat postingan di blog ini karena terkendala dengan kesibukan di dunia nyata, dan kuota sudah habis. Tetapi Alhamdulillah
ada teman yang membagikan pulsa sehingga saya bisa membeli kuota lagi dan bisa membuat postingan lagi. Hehe.... Makanya saya sangat berterimakasih pada beliau karena sudah membantu saya.

   Beliau juga telah memberikan masukan-masukan yang bermanfaat, seperti waktu di MyWapBlog dulu, waktu itu saya hanya ingin membuat postingan yang berisikan Kisah-kisah islami saja, tapi oleh beliau disuruh untuk memposting masalah kajian-kajian hukum islam. Walaupun sebenarnya saya masih sangat tidak pantas untuk itu, tetapi saya ikuti saran beliau dengan harapan agar Allah SWT memberikan pahala pada saya dan beliau, dan semoga Allah mencatatkan pahala yang selalu mengalir selama tulisan ini masih ada.

   Langsung pada masalah postingan kali ini, saya ingin membuat postingan tentang masalah-masalah yang berkaitan dengan salam. Dan saya mohon maaf apabila susunan bahasanya sulit dimengerti. Dan karena terjemahan ini hanyalah sebatas rangkuman saja, saya sanyat berharap para pembaca untuk membaca dari ibarot yang di bawah, karena masih banyak masalah-masalah serta khilaf ulama' yang tidak saya terjemahkan, dan juga pastinya lebih mudah dimengerti. 

   Dan saya juga berharap teman-teman untuk mengkoreksi tulisan ini, dan apabila ada kesalahan atau tidak mengerti dari bahasa saya mohon untuk segera memberitahukannya. Terimakasih.

WAKTU MEMANGGIL SALAM

   Setiap orang islam disunnahkan untuk memulai dengan salam bebelum memulai pembicaraan.

HUKUM MEMANGGIL SALAM DAN MENJAWABNYA

   Memanggil salam hukumnya sunnah kifayah, artinya seandainya ada sekelompok orang yang salah satu dari mereka memanggil salam pada orang yang ditemui, maka kesunnahan memanggil salam sudah tercukupi. Akan tetapi seandainya setiap orang dari mereka memanggil salam, maka mereka mendapatkan pahala menebarkan salam yang sempurna.

   Sedangkan hukum menjawab salam di tafsil:

A. Jika yang di panggili salam cuma satu orang, maka hukum menjawabnya adalah Fardlu Ain, artinya jika ia tidak menjawab, maka ia berdosa.

B. Jika yang di panggili salam lebih dari satu orang , maka hukum menjawabnya adalah Fadlu Kifayah, dalam artian: seandainya ada seseorang diantara mereka yang menjawab salam, maka mereka semua tidak berdosa, tetapi yang mendapat pahala hanya orang yang menjawab. Dan jika tidak ada satupun diantara mereka yang menjawab salam, maka mereka semua berdosa. Namun jika mereka semua menjawab salam, maka mereka mendapatkan pahala yang sempurna.

   Sedangkan jika kita memanggil salam pada seseorang atau sekelompok orang, lalu ada orang lain yang menjawabkan, maka yang dipanggili salam tetap berdosa karena tidak menjawab salam.

   Namun walaupun memulai memanggil salam hukumnya sunnah dan menjawabnya wajib, tetapi memulai salam tetap lebih baik, karena dengan memulai salam bisa menjadi penyebab orang lain melakukan kewajiban.

BERGEGAS MENJAWAB SALAM

   Salam wajib segera dijawab, maka seandainya ada orang yang tidak langsung menjawab salam dan mengakhirkan jawabannya, maka ia tidak termasuk menjawab salam, dan ia berdosa karena tidak menjawab salam.

MENGERASKAN SUARA DALAM SALAM

   Seseorang bisa menghasilkan kesunnahan salam apabila sudah mengeraskan suaranya sehingga terdengar oleh yang di panggili salam. Dan kewajiban menjawab salam bisa terpenuhi apabila yang menjawab sudah terdengar oleh orang yang memanggil salam.

   Dalam memanggil salam sunnah dengan suara yang keras, agar orang yang dipanggili salam bisa mendengar dengan jelas. Sedangkan jika di tempat itu ada orang yang sedang tidur, maka tidak boleh mengeraskan suara, cukup sampai orang yang tidak tidur bisa mendengar salam dan orang yang sedang tidur tidak sampai terganggu.

   Jika bertemu dengan seseorang, dan sudah memanggil salam, lalu bertemu kembali dalam waktu dekat, maka tetap disunnahkan untuk memanggil salam lagi. 

   Salam tidak boleh ditinggalkan walaupun ia yakin bahwa orang yang dipanggil salam tidak akan menjawab.

YANG LEBIH BERHAQ MEMULAI SALAM

   Bagi orang yang berkendara sunnah memulai salam pada orang yang berjalan kaki, orang yang berjalan kaki memulai salam pada orang berdiri, pada orang duduk, pada orang tiduran, orang yang mulia pada orang yang lemah, orang banyak pada orang sedikit. Namun jika hal demikian di balik, semisal orang yang berjalan kaki memulai salam pada orang berkendara tidak sampai makruh.

SIGHAT YANG PALING BAIK DALAM MEMANGGIL DAN MENJAWAB SALAM

   Yang paling baik dalam memanggil salam dengan lafadz السَّلامُ عَلَيكُم وَرَحمَةُ الله وبَرَكَاتُه/ ASSALAMU ALAIKUM WAROHMATULLAHI WABAROKATUH walaupun yang dipanggili salam cuma satu orang tetap dengan dlomir jamak ( كُم ) bukan dlomir mufrod/tunggal ( كَ ).

   Dan bagi yang menjawab salam sunnah menjawab و عَلَيكُم السَّلامُ وَرَحمَةُ الله وبَرَكَات Dengan di awali WAWU Sebagai mana yang di jelaskan imam Al Mawardi dan imam Al Mutawalli

   Memulai salam sedang Dlomir mufrod ( السلام عليك ، سلامٌ عليك ) itu juga sudah bisa cukup, sedangkan menjawab salam yang paling sedikit yaitu dengan WA ALAIKA ASSALAM / WAALAIKUM ASSALAM ( وعليكَ السلام / وعليكم السلام ) dan jika ia menjawab salam dengan tanpa wawu ( عليكم السلام ) memurut mayoritas ulama' dan Nas Imam Syafi'i dalam kitab Al-Um sudah mencukupi dalam menjawab salam.

SIGHAT SALAM YANG WAJIB DIJAWAB DAN YANG TIDAK

   Sighat salam yang wajib dijawab ialah

   1. Assalamu Alaikum ( السَّلامُ عليكم )

   2. SALAMUN ALAIKUM ( سَلاَمٌ عَلَيكُم ) pada lafadz SALAMUN tidak pakai AL, namun di baca dengan tanwin

   3. AlAIKUMUS SALAM (عَليُكمُ السَّلاَم ) di balik, tidak di awali wawu serta pada lafadz ASSALAM pakai AL.

   4. ALAIKUM SALAMUN ( عَلَيكُم سَلامٌ ) di balik, tidak diawali wawu, pada lafadz salamun tanpa AL, namun dibaca bertanwin.

   Namun untuk yang nomor urut 3 dan empat, walaupun wajib di jawab, tapi memanggil salam dengan lafadz tersebut hukumnya makruh.

   Sedangkan sighat salam yang tidak wajib di jawab diantaranya.

1. SALAMU ALAIKUM (سَلامُ عَلَيكُم ) pada lafadz SALAMU tanpa AL dan TANWIN

2. WA ALAIKUM AS-ASALAM ( وَعَلَيكُمُ السَّلاَم ) dengan di balik dan di awali WAWU (seperti sighat menjawab salam )

3. Salam-Salam yang di campur dengan penghormatan kaum Jahiliyah, sperti " ASSALAMU ALAIKUM SELAMAT PAGI, SELAMAT PAGI ASSALAMU ALAIKUM," dll.  

MERUBAH SIGHAT SALAM

   Makruh merubah sighat salam seperti di rubah menjadi "SALAMUN MINALLAH" bahkah itu termasuk bid'ah yang munkar.

   Dan juga bahasa seperti "Selamat pagi, Semoga pagimu bahagia" dll. Bukanlah sebuah sighat salam dan orang yang mengucapkan itu tidak wajib dibalas.

SALAM PAKAI TERJEMAHAN BAHASA INDONESIA

   Salam dengan terjemahan bahasa indonesia (Semoga keselamatan atasmu) hukumnya boleh asalkan orang yang dipanggili salam mengerti, dan wajib dijawab. Karena hal yang demikian juga termasuk salam.

NITIP SALAM

   Sunnah mengirimkan salam pada orang yang jauh, dan bagi orang yang dititipi salam wajib menyampaikannya selama ia tidak menolak, karena titipan tersebut merupakan sebuah amanah.

   Dan bagi orang yang mendapat titipan salam, wajib segera menjawab salam tersebut. Dan ia di sunnahkan untuk mengucapkan WA ALAIKA EA ALAIHI AS-SALAM ( وَعَلَيكَ وَعَلَيهِ السَّلاَم ) "dan semuga bagimu dan baginya keselamatan"

MEMBACA SURAT ATAU SMS BERISI SALAM, CARA JAWABNYA...???

   Bagi orang yang mendapat titipan salam atau membaca surat dengan salam, maka wajib segera menjawab, baik dengan ucapan atau dengan menulis surat balasan.

MEMANGGIL SALAM SECARA BERSAMAAN

   Jika ada dua orang bertemu dan kedua-duanya memanggil salam secara bersamaan, atau ada yang lebih lambat maka terdapat khilaf ulama'

a. Menurut Qodli Husain dan Imam Al-Mutawalli: kedua orang tersebut dikatan memulai salam, jadi kedua-duanya juga wajib menjawab salam.

b. Menurut Imam As-Syasyi: jika salah satunya ada yang memanggil salam terlebih dahulu, maka salam orang yang lebih akhir sudah cukup sabagai jawaban. Namun jika salamnya mereka ucapkan secara bersamaan, maka kedua-duanya wajib menjawab salam. Dan pendapat yang Imam As-Syasyi ini yang di benarkan oleh imam An-Nawawi.

SALAM DENGAN LAIN JENIS

   Hukum wanita memanggil salam pada wanita ialah sama seperti laki-laki pada laki-laki. Sedangkan seorang banci, haram memanggil atau menjawab salam pada banci juga.

   Sedangkan salam antara laki-laki dan perempuan, maka bisa meliputi beberapa kasus.

A. Diantara lelaki dan perempuanya terdapat ikatan suami istri atau mahrom. Maka mereka sunnah memulai salam dan menjawab salamnya adalah wajib.

B. Satu orang lelaki dan seorang wanita, yang tidak ada ikatan suami-istri atau mahrom sedangkan sang wanita masih cantik sehingga di khawatirkan terjadi fitnah, maka bagi laki-laki makruh memulai salam atau menjawab salam. Sedangkan si wanita haram memulai atau menjawab salam.

C. Satu orang laki-laki dan satu orang perempuan namun yang perempuan sudah tua yang tidak akan timbul fitnah, maka hukum memulai salam bagi keduanya sunnah dan menjawabnya wajib.

D. Satu orang laki-laki dan banyak wanita: maka hukumnya laki-laki sunnah memulai salam, dan wajib menjawab salam mereka. Begitupun sekelompok wanita itu sunnah untuk memulai salam, dan fardlu kifayah menjawab salam.

E. Satu orang perempuan dan sekelompok laki-laki, maka kelompok itu boleh memanggil salam pada wanita tersebut dengan syarat aman dari fitnah

   intinya salam yang dilakukan antara seorang lelaki dan perempuan, yang mana si perempuan masih cantik dan tidak ada ikata suami istri atau ikatan mahrom, hukumnya: Lelaki makruh memanggil atau menjawab salam, Wanita haram memanggil atau menjawab salam

ORANG YANG MAKRUH DIPANGGILI SALAM DAN YANG TIDAK WAJIB MENJAWAB SALAM

   Makruh memulai dalam saat ada di kamar mandi. Dan juga makruh memanggil salam pada:

A. Orang yang sedang makan (saat mulutnya sedang berisi makanan) 

B. Orang yang sedang berperang.

C. Orang yang sedang membaca Al-qur'an dan orang yang mendengarkan.

D. Pada orang yang sedang berzikir atau yang mendengarkan.

E. Pada orang yang membaca Talbiyah ( لبيك اللهم لبيك الخ ) dan orang yang mendengarkan.

F. Orang yang membaca hadits Nabi atau yang mendengarkan.

G. Pada orang yang sedang berkhutbah atau berceramah dan pada orang yang mendengarkan mereka.

H. Orang yang sedang belajar ilmu fiqih.

I. Oang yang sedang mengajar.

J. Orang yang sedang membahas ilmu agama.

K. Orang yang sedang Adzan.

L. Orang yang sedang Iqomah.

M. Orang yang sedang QODIL HAJAH (berak dsb.)

N. Orang yang sedang bercinta bersama pasangannya.

O. Orang yang sedang sibuk dalam memutus hukum.

P. Orang fasiq (Orang yang pernah berbuat dosa besar, atau selalu mengerjakan dosa kecil) 

Q. Orang yang mengerjakan dosa besar dan tidak bertaubat.

R. Orang ahli bid'ah

   Selain makruh memanggil salam pada orang-orang di atas, mereka juga tidak wajib menjawab salam. 

SALAM MENYERUPAI NON MUSLIM

   Makruh emanggil atau menjawab salam dengan hanya memakai isyaroh tangangan atau kepala jika ia masih bisa berbicara dan orang yang di panggil salam tidak jauh darinya. Karena hal tersebut menyerupai salam orang yahudi atau nasrani, Sebagaimana dalam hadist nabi (Lihat di ibarot dalam kitab Al Mausu'ah).

   Beda halnya jika orang tersebut memang bisu, atau yang dipanggil salam berada jauh sehingga tidak bisa mendengar ucapan salamnya, maka memanggil salam dengan isarat tidak makruh.

SALAM PADA ORANG TULI ATAU BISU

  Jika ada orang yang memanggil salam pada orang tuli, maka selain mengucapkan salam hendaknya ia juga memberi isarat dengan tangan agar bisa difahami. Jika ia tidak melakukan keduanya, maka tidak wajib dijawab. Begitupun seandainya ada orang tuli yang memanggil salam padanya, maka selain harus menjawab dengan ucapan, ia juga harus memberi isarat dengan tangan.

   Dan jika ada orang yang memanggil salam pada orang bisu, lalu si bisu itu menjawab pakai isarat tangan, maka ia sudah terlepas dari kewajiban menjawab salam. Karena isarat orang bisu, sama dengan ucapannya. Dan jika ada orang bisu yang memanggil salam dengan isarat tangan, maka wajib dijawab.

SALAM PADA ANAK KECIL

   Jika orang dewasa memanggil salam pada anak kecil, maka anak kecil itu tidaklah wajib menjawab salamnya, akan tetapi hendaknya ia menjawab salam tersebut untuk bertatakrama.

   Dan jika anak kecil yang memanggil salam pada orang dewasa, maka hukum menjawabnya terdapat khilaf, ada yang mengatakan wajib, dan ada yang mengatakan tidak wajib. Akan tetapi pendapat yang sohih adalah jawib dijawab.

SALAM PADA SEKELOMPOK ORANG

   Salam yang ditujukan pada sekelompok orang yang didalamnya terdapat anak kecil. Kemudian yang menjawab salam tersebut hanyalah si kecil tadi, maka mengenati terpenuhi atau tidaknya kewajiban menjawab salam ulama' berbeda pendapat:

a. Menurut Imam Qodli Husain dan Imam Al-Mutawalli: kewajiban menjawab salam mereka tidak terpenuhi, karena menjawab salam hukumnya wajib dan anak kecil bukanlah orang yang ahli dalam mengerjakan kewajiban.

b. Menurut Imam Abu Bakar As-syasyi, kewajiban menjawab salam mereka sudah terpenuhi.

SALAM ANTARA MUSLIM DAN NON MUSLIM

   Bila salam terjadi antara orang muslim dan Non Muslim maka ada dua macam :

1. Bila Non Muslim memulai salam maka hukum menjawab salamnya juga wajib hanya saja cara menjawab salamnya ada beberapa cara :

a. Wajib dijawab dengan WA ‘ALAIKA ASSALAAM ( dan semuga keselamatan juga atas dirimu) dan tidak boleh ditambah dengan kalimat WA ROHMATULLAAHI WA BAROKAATUH

b. Cukup di jawab dengan kalimat WA ‘ALAIKA (dan juga bagimu) karena bisa saja tujuan Non muslim memanggil salam pada kita hanya berniat jelek (melecehkan, mengolok-olok atau bahkan mendoakan keburukan)

2. Bila muslim yang memulai salam pada Non Muslim, maka dalam hukum di perbolehkannya ada dua pendapat :

a. Boleh memulai salam pada mereka karena salam adalah bentuk sopan santun dan sunnah yang semestinya seorang muslim lebih berhak ketimbang orang lain, hanya saja cara memulai salamnya dengan kalimat “ASSALAAMU ‘ALAIKA” dengan dlomir mufrod/ tunggal (berma'na : semoga keslamatan atas dirimu) jangan memakai dlomir jamak (ALAIKUM / atas kalian semua) seperti layaknya salam pada sesama muslim supaya ada perbedaan antara salam dengan sesama muslim dan dengan Non muslim

b. Tidak boleh memulai salam pada non muslim hingga mereka memulai salam terlebih dahulu sebagai mana dhahir hadits “Janganlah kalian memualai salam pada orang yahudi namun bila mereka memulai salam jawablah WA ‘ALAIKUM.

HUKUM MENGUCAPKAN SALAM PADA NON MUSLIM

   Ulama' berbeda pendapat mengenai hukum memulai memanggil salam pada kafir dzimmi (orang kafir yang bukan musuh). Mayoritas ulama' mengharamkan memulai salam pada mereka. Namun Imam Mawardi mengutip sebuah pendapat dari sebagian ulama' madzhab Syafi'i bahwa memulai salam pada mereka hukumnya makruh dan tidak haram ( Lihat keterangan di atas). Akan tetapi pendapat tersebut syadz dan di tolak / tidak bisa di jadikan acuan.

   Jika memanggil salam pada orang yang pada awalnya di kira orang islam, tetapi ternyata dia adalah orang kafir masa sunnah untuk meminta kembali salamnya seperti contoh "Aku minta kembalikan salamku yang barusan aku ucapkan padamu" berdasarkan hadist yang di riwayatkan Ibnu umar ( lihat ibarot kitab Mausu'ah di bawah).

   Dan apabila orang muslim menulis surat pada orang kafir maka sunnah menuliskan salam ASSALAMU ALA MAN ITTABA'A AL HUDA (keselamatan atas orang yang mengikuti petunjuk).

MENGUCAPKAN SALAM PADA CAMPURAN MUSLIM DAN NON MUSLIM

   Jika ada orang muslim bertemu sekelompok orang yang di dalamnya terdapat orang muslim dan non muslim, maka disunnahkan untuk memanggil salam pada mereka akan tetapi dengan niat menghususkan bagi orang-orang yang muslim saja.

INGIN BERKUNJUNG KE RUMAH ORANG, SALAM DULU ? APA IZIN MASUK DULU ?

   Jika ada orang yang ingin mengunjungi rumah orang lain dan pintunya tertutup makayang sunnah hendaknya ia memanggil salam terlebih dahulu, lalu minta izin untuk masuk. Jka tidak ada yang menjawab, maka ulangilah untuk yang kedua kalinya. Jika masih belum ada yang menjawab maka hendaknya diulang lagi untuk yang ketiga kalinya. Dan jika masih belum ada jawaban, maka hendaknya ia meninggalkan rumah itu.

   Imama Mawardi dalam kitab Al-Hawi menyebutkan tiga khilaf mengenai tata cara memulai salam dulu atau meninta izin dulu, yaitu:

   a. Memanggil salam dahulu.

   b. Minta izin dahulu.

   c. Jika ia melihat tuan rumahnya, maka mendahulukan salam. Jika tidak melihat tuan rumahnya maka minta izin terlebih dahulu ( pendapat ketiga ini yang di pilih oleh Imam Mawardi )

   Akan tetapi pendapat yang soheh dan dipilih ( oleh Imam Nawawi ) adalah mendahulukan salam terlebih dahulu.

Waktu mengucapkan salam

الأذكار للنواوى، (صـ ٤١٢ )

 ﻓﺼﻞ اﻟﺴﻨﺔ ﺃﻥ اﻟﻤﺴﻠﻢ ﻳﺒﺪﺃ ﺑﺎﻟﺴﻼﻡ ﻗﺒﻞ ﻛﻞ ﻛﻼﻡ، ﻭاﻷﺣﺎﺩﻳﺚ اﻟﺼﺤﻴﺤﺔ، ﻭﻋﻤﻞ ﺳﻠﻒ اﻷﻣﺔ ﻭﺧﻠﻔﻬﺎ ﻋﻠﻰ ﻭﻓﻖ ﺫﻟﻚ ﻣﺸﻬﻮﺭﺓ، ﻓﻬﺬا ﻫﻮ اﻟﻤﻌﺘﻤﺪ ﻓﻲ ﺩﻟﻴﻞ اﻟﻔﺼﻞ. ﻭﺃﻣﺎ اﻟﺤﺎﺩﻳﺚ اﻟﺬﻱ ﺭﻭﻳﻨﺎﻩ ﻓﻲ ﻛﺘﺎﺏ اﻟﺘﺮﻣﺬﻱ 

، ﻋﻦ ﺟﺎﺑﺮ ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ، ﻗﺎﻝ: ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ: "اﻟﺴﻼﻡ ﻗﺒﻞ اﻟﻜﻼﻡ" ﻓﻬﻮ ﺣﺪﻳﺚ ﺿﻌﻴﻒ، ﻗﺎﻝ اﻟﺘﺮﻣﺬﻱ: ﻫﺬا ﺣﺪﻳﺚ ﻣﻨﻜﺮ.

Hukum memanggil salam dan menjawabnya

الأذكار للنواوى، صـ ( ٢٢٠ ) مكتبه نور الهدى سوربايا

ﺑﺎﺏ ﺣﻜﻢ اﻟﺴﻼﻡ: اﻋﻠﻢ ﺃﻥ اﺑﺘﺪاء اﻟﺴﻼﻡ ﺳﻨﺔ ﻣﺴﺘﺤﺒﺔ ﻟﻴﺲ ﺑﻮاﺟﺐ، ﻭﻫﻮ ﺳﻨﺔ ﻋﻠﻰ اﻟﻜﻔﺎﻳﺔ، ﻓﺈﻥ ﻛﺎﻥ اﻟﻤﺴﻠﻢ ﺟﻤﺎﻋﺔ، ﻛﻔﻰ ﻋﻨﻬﻢ ﺗﺴﻠﻴﻢ ﻭاﺣﺪ ﻣﻨﻬﻢ، ﻭﻟﻮ ﺳﻠﻤﻮا ﻛﻠﻬﻢ ﻛﺎﻥ ﺃﻓﻀﻞ. ﻗﺎﻝ اﻹﻣﺎﻡ اﻟﻘﺎﺿﻲ ﺣﺴﻴﻦ ﻣﻦ ﺃﺋﻤﺔ ﺃﺻﺤﺎﺑﻨﺎ ﻓﻲ ﻛﺘﺎﺏ اﻟﺴﻴﺮ ﻣﻦ ﺗﻌﻠﻴﻘﻪ: ﻟﻴﺲ ﻟﻨﺎ ﺳﻨﺔ ﻋﻠﻰ اﻟﻜﻔﺎﻳﺔ ﺇﻻ ﻫﺬا. ﻗﻠﺖ: ﻭﻫﺬا اﻟﺬﻱ ﻗﺎﻟﻪ اﻟﻘﺎﺿﻲ ﻣﻦ اﻟﺤﺼﺮ ﻳﻨﻜﺮ ﻋﻠﻴﻪ، ﻓﺈﻥ ﺃﺻﺤﺎﺑﻨﺎ ﺭﺣﻤﻬﻢ اﻟﻠﻪ ﻗﺎﻟﻮا: ﺗﺸﻤﻴﺖ اﻟﻌﺎﻃﺲ ﺳﻨﺔ ﻋﻠﻰ اﻟﻜﻔﺎﻳﺔ، ﻛﻤﺎ ﺳﻴﺄﺗﻲ ﺑﻴﺎﻧﻪ ﻗﺮﻳﺒﺎ ﺇﻥ ﺷﺎء اﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ. ﻭﻗﺎﻝ ﺟﻤﺎﻋﺔ ﻣﻦ ﺃﺻﺤﺎﺑﻨﺎ ﺑﻞ ﻛﻠﻬﻢ: اﻷﺿﺤﻴﺔ ﺳﻨﺔ ﻋﻠﻰ اﻟﻜﻔﺎﻳﺔ ﻓﻲ ﺣﻖ ﻛﻞ ﺃﻫﻞ ﺑﻴﺖ، ﻓﺈﺫا ﺿﺤﻰ ﻭاﺣﺪ ﻣﻨﻬﻢ ﺣﺼﻞ اﻟﺸﻌﺎﺭ ﻭاﻟﺴﻨﺔ ﻟﺠﻤﻴﻌﻬﻢ. ﻭﺃﻣﺎ ﺭﺩ اﻟﺴﻼﻡ، ﻓﺈﻥ ﻛﺎﻥ اﻟﻤﺴﻠﻢ ﻋﻠﻴﻪ ﻭاﺣﺪا ﺗﻌﻴﻦ ﻋﻠﻴﻪ اﻟﺮﺩ، ﻭﺇﻥ ﻛﺎﻧﻮا ﺟﻤﺎﻋﺔ ﻛﺎﻥ ﺭﺩ اﻟﺴﻼﻡ ﻓﺮﺽ ﻛﻔﺎﻳﺔ ﻋﻠﻴﻬﻢ، ﻓﺈﻥ ﺭﺩ ﻭاﺣﺪ ﻣﻨﻬﻢ ﺳﻘﻂ اﻟﺤﺮﺝ ﻋﻦ اﻟﺒﺎﻗﻴﻦ، ﻭﺇﻥ ﺗﺮﻛﻮﻩ ﻛﻠﻬﻢ ﺃﺛﻤﻮا ﻛﻠﻬﻢ، ﻭﺇﻥ ﺭﺩﻭا ﻛﻠﻬﻢ ﻓﻬﻮ اﻟﻨﻬﺎﻳﺔ ﻓﻲ اﻟﻜﻤﺎﻝ ﻭاﻟﻔﻀﻴﻠﺔ، ﻛﺬا ﻗﺎﻟﻪ ﺃﺻﺤﺎﺑﻨﺎ، ﻭﻫﻮ ﻇﺎﻫﺮ ﺣﺴﻦ، ﻭاﺗﻔﻖ ﺃﺻﺤﺎﺑﻨﺎ ﻋﻠﻰ ﺃﻧﻪ ﻟﻮ ﺭﺩ ﻏﻴﺮﻫﻢ ﻟﻢ ﻳﺴﻘﻂ ﻋﻨﻬﻢ اﻟﺮﺩ، ﺑﻞ ﻳﺠﺐ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﺃﻥ ﻳﺮﺩﻭا، ﻓﺈﻥ اﻗﺘﺼﺮﻭا ﻋﻠﻰ ﺭﺩ ﺫﻟﻚ اﻷﺟﻨﺒﻲ ﺃﺛﻤﻮا.

الأذكار للنواوى، صـ ( ٢٢٤ ) مكتبه نور الهدى سوربايا

(ﻓﺼﻞ) اﻻﺑﺘﺪاء ﺑﺎﻟﺴﻼﻡ ﺃﻓﻀﻞ. ﻟﻘﻮﻟﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻓﻲ اﻟﺤﺪﻳﺚ اﻟﺼﺤﻴﺢ ﻋﻨﺪ اﻟﺒﺨﺎﺭﻱ، ﻭﻣﺴﻠﻢ، "ﻭﺧﻴﺮﻫﻤﺎ اﻟﺬﻱ ﻳﺒﺪﺃ ﺑﺎﻟﺴﻼﻡ". ﻓﻴﻨﺒﻐﻲ ﻟﻜﻞ ﻭاﺣﺪ ﻣﻦ اﻟﻤﺘﻼﻗﻴﻴﻦ ﺃﻥ ﻳﺤﺮﺹ ﻋﻠﻰ ﺃﻥ ﻳﺒﺘﺪﺉ ﺑﺎاﻟﺴﻼﻡ.

الأشباه والنظائر للسيوطي (ص ١٤٥ - ١٤٦ ) دار الكتب العلمية بيروت

اﻟﺜﺎﻧﻲ: اﺑﺘﺪاء اﻟﺴﻼﻡ، ﻓﺈﻧﻪ ﺳﻨﺔ: ﻭاﻟﺮﺩ ﻭاﺟﺐ، ﻭاﻻﺑﺘﺪاء ﺃﻓﻀﻞ، ﻟﻘﻮﻟﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ «ﻭﺧﻴﺮﻫﻤﺎ اﻟﺬﻱ ﻳﺒﺪﺃ ﺻﺎﺣﺒﻪ ﺑﺎﻟﺴﻼﻡ» .

ﻭﺣﻜﻰ اﻟﻘﺎﺿﻲ ﺣﺴﻴﻦ ﻓﻲ ﺗﻌﻠﻴﻘﻪ ﻭﺟﻬﻴﻦ: ﻓﻲ ﺃﻥ اﻻﺑﺘﺪاء ﺃﻓﻀﻞ ﺃﻭ اﻟﺠﻮاﺏ. ﻭﻧﻮﺯﻉ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ ﺑﺄﻧﻪ ﻟﻴﺲ ﻓﻲ اﻟﺤﺪﻳﺚ: ﺃﻥ اﻻﺑﺘﺪاء ﺃﻓﻀﻞ ﻣﻦ اﻟﺠﻮاﺏ، ﺑﻞ ﺇﻥ اﻟﻤﺒﺘﺪﺉ ﺧﻴﺮ ﻣﻦ اﻟﻤﺠﻴﺐ. ﻭﺫﻟﻚ ﻷﻥ اﻟﻤﺒﺘﺪﺉ ﻓﻌﻞ ﺣﺴﻨﺔ ﻭﺗﺴﺒﺐ ﺇﻟﻰ ﻓﻌﻞ ﺣﺴﻨﺔ. ﻭﻫﻲ اﻟﺠﻮاﺏ ﻣﻊ ﻣﺎ ﺩﻝ ﻋﻠﻴﻪ اﻻﺑﺘﺪاء ﻣﻦ ﺣﺴﻦ اﻟﻄﻮﻳﺔ، ﻭﺗﺮﻙ اﻟﻬﺠﺮ ﻭاﻟﺠﻔﺎء، اﻟﺬﻱ ﻛﺮﻫﻪ اﻟﺸﺎﺭﻉ.

Bergegas menjawab salam

الأذكار للنواوى، صـ ( ص ٤٠٨ ) مكتبه دار ابن حزم 

ﻗﺎﻝ اﻹﻣﺎﻡ ﺃﺑﻮ ﻣﺤﻤﺪ اﻟﻘﺎﺿﻲ ﺣﺴﻴﻦ، ﻭاﻹﻣﺎﻡ ﺃﺑﻮ اﻟﺤﺴﻦ اﻟﻮاﺣﺪﻱ، ﻭﻏﻴﺮﻫﻤﺎ ﻣﻦ ﺃﺻﺤﺎﺑﻨﺎ: ﻭﻳﺸﺘﺮﻁ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ اﻟﺠﻮاﺏ ﻋﻠﻰ اﻟﻔﻮﺭ، ﻓﺈﻥ ﺃﺧﺮﻩ ﺛﻢ ﺭﺩ، ﻟﻢ ﻳﻌﺪ ﺟﻮاﺑﺎ، ﻭﻛﺎﻥ ﺁﺛﻤﺎ ﺑﺘﺮﻙ اﻟﺮﺩ.

Mengeraskan suara dalam salam

الاذكار للنوي ( ٢١٩ )

(فصل) ﻭﺃﻗﻞ اﻟﺴﻼﻡ اﻟﺬﻱ ﻳﺼﻴﺮ ﺑﻪ ﻣﺴﻠﻤﺎ ﻣﺆﺩﻳﺎ ﺳﻨﺔ اﻟﺴﻼﻡ ﺃﻥ ﻳﺮﻓﻊ ﺻﻮﺗﻪ ﺑﺤﻴﺚ ﻳﺴﻤﻊ اﻟﻤﺴﻠﻢ ﻋﻠﻴﻪ، ﻓﺈﻥ ﻟﻢ ﻳﺴﻤﻌﻪ ﻟﻢ ﻳﻜﻦ ﺁﺗﻴﺎ ﺑﺎﻟﺴﻼﻡ، ﻓﻼ ﻳﺠﺐ اﻟﺮﺩ ﻋﻠﻴﻪ. ﻭﺃﻗﻞ ﻣﺎ ﻳﺴﻘﻂ ﺑﻪ ﻓﺮﺽ ﺭﺩ اﻟﺴﻼﻡ ﺃﻥ ﻳﺮﻓﻊ ﺻﻮﺗﻪ ﺑﺤﻴﺚ ﻳﺴﻤﻌﻪ اﻟﻤﺴﻠﻢ، ﻓﺈﻥ ﻟﻢ ﻳﺴﻤﻌﻪ ﻟﻢ ﻳﺴﻘﻂ ﻋﻨﻪ ﻓﺮﺽ اﻟﺮﺩ، ﺫﻛﺮﻫﻤﺎ اﻟﻤﺘﻮﻟﻲ ﻭﻏﻴﺮﻩ.

ﻗﻠﺖ: ﻭاﻟﻤﺴﺘﺤﺐ ﺃﻥ ﻳﺮﻓﻊ ﺻﻮﺗﻪ ﺭﻓﻌﺎ ﻳﺴﻤﻌﻪ ﺑﻪ اﻟﻤﺴﻠﻢ ﻋﻠﻴﻪ، ﺃﻭ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﺳﻤﺎﻋﺎ ﻣﺤﻘﻘﺎ، ﻭﺇﺫا ﺗﺸﻜﻚ ﻓﻲ ﺃﻧﻪ ﻳﺴﻤﻌﻬﻢ ﺯاﺩ ﻓﻲ ﺭﻓﻌﻪ، ﻭاﺣﺘﺎﻁ ﻭاﺳﺘﻈﻬﺮ، ﺃﻣﺎ ﺇﺫا ﺳﻠﻢ ﻋﻠﻰ ﺃﻳﻘﺎﻅ ﻋﻨﺪﻫﻢ ﻧﻴﺎﻡ، ﻓﺎﻟﺴﻨﺔ ﺃﻥ ﻳﺨﻔﺾ ﺻﻮﺗﻪ ﺑﺤﻴﺚ ﻳﺤﺼﻞ ﺳﻤﺎﻉ اﻷﻳﻘﺎﻅ، ﻭﻻ ﻳﺴﺘﻴﻘﻆ اﻟﻨﻴﺎﻡ.

فقه الاسلامي ( ج ٤ ص ٢٣١ - ٢٣٢ )

ورفع الصوت بابتداء السلام سنة، ليسمعه المسلَّم عليه سماعاً محققاً، للحديث السابق: «أفشوا السلام بينكم» وإن كان هناك أيقاظ ونيام، خفض صوته، بحيث يسمع الأيقاظ، ولا يوقظ النيام، جمعاً بين الفرضين. ولو سلم على إنسان، ثم لقيه على قرب، سن أن يسلم عليه ثانياً وثالثاً وأكثر من ذلك، لعموم حديث «أفشوا السلام» . ويسن أن يبدأ بالسلام قبل كل كلام، للخبر السابق ولا يترك السلام إذا كان يغلب على ظنه أن المسلَّم عليه لا يرد السلام، لعموم «أفشوا السلام» ولا بأس بالسلام على الصبيان تأديباً لهم، ولا يجب الرد عليهم، فإن سلم الصبي على البالغ وجب عليه الرد. ورفع الصوت برد السلام واجب قدر الإبلاغ أو الإسماع أي للمسلِّم. ويكره الانحناء في السلام، ويكره أن يسلم على امرأة أجنبية (غير زوجة له ولا محرم) إلا أن تكون عجوزاً أي غير حسناء، أو ألا تشتهى لأمن الفتنة. 

Yang lebih berhaq memulai salam

نهاية الزين ج ١ / ص ٣٦١

ﻭﻳﻨﺪﺏ ﺃﻥ ﻳﺴﻠﻢ اﻟﺮاﻛﺐ ﻋﻠﻰ اﻟﻤﺎﺷﻲ ﻭاﻟﻤﺎﺷﻲ ﻋﻠﻰ اﻟﻮاﻗﻒ ﻭاﻟﻘﺎﻋﺪ ﻭاﻟﻤﻀﻄﺠﻊ ﻭاﻟﻌﻈﻴﻢ ﻋﻠﻰ اﻟﺤﻘﻴﺮ ﻭاﻟﻜﺜﻴﺮ ﻋﻠﻰ اﻟﻘﻠﻴﻞ ﻓﻠﻮ ﻋﻜﺲ ﻟﻢ ﻳﻜﺮﻩ 

Sighat yang paling baik dalam memanggil dan menjawab salam

الاذكر للنووي ( ص ٢١٧ - ٢١٨ ) مكتبة نور الهدى سوربايا

 اﻋﻠﻢ ﺃﻥ اﻷﻓﻀﻞ ﺃﻥ ﻳﻘﻮﻝ اﻟﻤﺴﻠﻢ: اﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻴﻜﻢ ﻭﺭﺣﻤﺔ اﻟﻠﻪ ﻭﺑﺮﻛﺎﺗﻪ؛ ﻓﻴﺄﺗﻲ ﺑﻀﻤﻴﺮ اﻟﺠﻤﻊ، ﻭﺇﻥ ﻛﺎﻥ اﻟﻤﺴﻠﻢ ﻋﻠﻴﻪ ﻭاﺣﺪا، ﻭﻳﻘﻮﻝ اﻟﻤﺠﻴﺐ: ﻭﻋﻠﻴﻜﻢ اﻟﺴﻼﻡ ﻭﺭﺣﻤﺔ اﻟﻠﻪ ﻭﺑﺮﻛﺎﺗﻪ؛ ﻭﻳﺄﺗﻲ ﺑﻮاﻭ اﻟﻌﻄﻒ ﻓﻲ ﻗﻮﻟﻪ: ﻭﻋﻠﻴﻜﻢ.ﻭﻣﻤﻦ ﻧﺺ ﻋﻠﻰ ﺃﻥ اﻷﻓﻀﻞ ﻓﻲ اﻟﻤﺒﺘﺪﺉ ﺃﻥ ﻳﻘﻮﻝ: "اﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻴﻜﻢ ﻭﺭﺣﻤﺔ اﻟﻠﻪ ﻭﺑﺮﻛﺎﺗﻪ" اﻹﻣﺎﻡ ﺃﻗﻀﻰ اﻟﻘﻀﺎﺓ ﺃﺑﻮ اﻟﺤﺴﻦ اﻟﻤﺎﻭﺭﺩﻱ ﻓﻲ ﻛﺘﺎﺑﻪ "اﻟﺤﺎﻭﻱ" ﻓﻲ ﻛﺘﺎﺏ اﻟﺴﻴﺮ؛ ﻭاﻹﻣﺎﻡ ﺃﺑﻮ ﺳﻌﺪ اﻟﻤﺘﻮﻟﻲ ﻣﻦ ﺃﺻﺤﺎﺑﻨﺎ ﻓﻲ ﻛﺘﺎﺏ ﺻﻼﺓ اﻟﺠﻤﻌﺔ ﻭﻏﻴﺮﻫﻤﺎ.

فتح المعين ( ١٣٣ )

ﻭاﻷﻓﻀﻞ ﻓﻲ اﻻﺑﺘﺪاء ﻭاﻟﺮﺩ اﻹﺗﻴﺎﻥ ﺑﺼﻴﻐﺔ اﻟﺠﻤﻊ ﺣﺘﻰ ﻓﻲ اﻟﻮاﺣﺪ ﻷﺟﻞ اﻟﻤﻼﺋﻜﺔ ﻭاﻟﺘﻌﻈﻴﻢ ﻭﺯﻳﺎﺩﺓ ﻭﺭﺣﻤﺔ اﻟﻠﻪ ﻭﺑﺮﻛﺎﺗﻪ ﻭﻣﻐﻔﺮﺗﻪ ﻭﻻ ﻳﻜﻔﻲ اﻹﻓﺮاﺩ ﻟﻠﺠﻤﺎﻋﺔ.

الاذكر للنووي ( ص ٢١٨ ) مكتبة نور الهدى سوربايا

 ﻗﺎﻝ ﺃﺻﺤﺎﺑﻨﺎ: ﻓﺈﻥ ﻗﺎﻝ اﻟﻤﺒﺘﺪﺉ: اﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻴﻜﻢ، ﺣﺼﻞ اﻟﺴﻼﻡ؛ ﻭﺇﻥ ﻗﺎﻝ: اﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻴﻚ، ﺃﻭ ﺳﻼﻡ ﻋﻠﻴﻚ، ﺣﺼﻞ ﺃﻳﻀﺎ. ﻭﺃﻣﺎ اﻟﺠﻮاﺏ ﻓﺄﻗﻠﻪ: ﻭﻋﻠﻴﻚ اﻟﺴﻼﻡ، ﺃﻭ ﻭﻋﻠﻴﻜﻢ اﻟﺴﻼﻡ؛ ﻓﺈﻥ ﺣﺬﻑ اﻟﻮاﻭ ﻓﻘﺎﻝ: ﻋﻠﻴﻜﻢ اﻟﺴﻼﻡ، ﺃﺟﺰﺃﻩ ﺫﻟﻚ ﻭﻛﺎﻥ ﺟﻮاﺑﺎ، ﻫﺬا ﻫﻮ اﻟﻤﺬﻫﺐ اﻟﺼﺤﻴﺢ اﻟﻤﺸﻬﻮﺭ اﻟﺬﻱ ﻧﺺ ﻋﻠﻴﻪ ﺇﻣﺎﻣﻨﺎ اﻟﺸﺎﻓﻌﻲ ﺭﺣﻤﻪ اﻟﻠﻪ ﻓﻲ "اﻷﻡ"، ﻭﻗﺎﻟﻪ ﺟﻤﻬﻮﺭ ﺃﺻﺤﺎﺑﻨﺎ، ﻭﺟﺰﻡ ﺃﺑﻮ ﺳﻌﺪ اﻟﻤﺘﻮﻟﻲ ﻣﻦ ﺃﺻﺤﺎﺑﻨﺎ ﻓﻲ ﻛﺘﺎﺑﻪ "اﻟﺘﺘﻤﺔ" ﺑﺄﻧﻪ ﻻ ﻳﺠﺰﺋﻪ ﻭﻻ ﻳﻜﻮﻥ ﺟﻮاﺑﺎ؛ ﻭﻫﺬا ﺿﻌﻴﻒ ﺃﻭ ﻏﻠﻂ، ﻭﻫﻮ ﻣﺨﺎﻟﻒ ﻟﻠﻜﺘﺎﺏ ﻭاﻟﺴﻨﺔ ﻭﻧﺺ ﺇﻣﺎﻣﻨﺎ اﻟﺸﺎﻓﻌﻲ.

Sighat salam yang wajib di jawab.dan yang tidak

نهاية الزين ج ١ / ص ٣٦١

ﻭﺻﻴﻐﺘﻪ اﻟﺘﻲ ﻳﺠﺐ ﻓﻴﻬﺎ اﻟﺮﺩ اﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻴﻜﻢ ﺃﻭ ﺳﻼﻡ ﻋﻠﻴﻜﻢ ﺑﺘﻨﻮﻳﻦ ﺳﻼﻡ ﻭﻳﻜﺮﻩ ﻋﻠﻴﻜﻢ اﻟﺴﻼﻡ ﻭﻋﻠﻴﻜﻢ ﺳﻼﻡ ﻭﺇﻥ ﻭﺟﺐ اﻟﺮﺩ ﻓﻴﻬﻤﺎ ﻭﻻ ﻳﻜﻔﻲ ﺳﻼﻡ ﻋﻠﻴﻜﻢ ﺑﺘﺮﻙ اﻟﺘﻨﻮﻳﻦ ﻭﺃﻝ ﻭﻛﺬا ﻟﻮ ﻗﺎﻝ ﻭﻋﻠﻴﻜﻢ اﻟﺴﻼﻡ ﺑﺎﻟﻮاﻭ ﺃﻭ اﻗﺘﺮﻥ ﺑﺎﻟﺼﻴﻐﺔ ﻣﺎ ﻫﻮ ﻣﻦ ﺗﺤﻴﺔ اﻟﺠﺎﻫﻠﻴﺔ ﻛﺄﻥ ﻗﺎﻝ اﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻴﻜﻢ ﺻﺒﺤﻜﻢ ﺑﺎﻟﺨﻴﺮ ﺃﻭ ﺻﺒﺤﻜﻢ ﺑﺎﻟﺨﻴﺮ اﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻴﻜﻢ ﻓﻼ ﻳﺠﺐ اﻟﺮﺩ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ ﻭﻟﻮ ﻗﺎﻝ اﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻴﻜﻢ ﻭﺭﺣﻤﺔ اﻟﻠﻪ ﻭﺑﺮﻛﺎﺗﻪ ﻭﺟﺐ اﻟﺮﺩ ﻭﻟﻜﻦ اﻷﻭﻟﻰ اﻟﺘﻘﻠﻴﻞ ﻋﻦ ﺫﻟﻚ ﻟﻴﺒﻘﻰ ﻟﻠﺮاﺩ ﺷﻲء ﻳﺰﻳﺪ ﺑﻪ ﻋﻠﻰ اﻟﻤﺒﺘﺪﻯء ﺑﺎﻟﺴﻼﻡ ﻛﻤﺎ ﻫﻮ اﻷﻛﻤﻞ ﻟﻪ ﻭاﻟﻘﺎﺭﻯء ﻛﻐﻴﺮﻩ ﻓﻲ اﺳﺘﺤﺒﺎﺏ اﺑﺘﺪاء اﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﻭﺟﻮﺏ اﻟﺮﺩ ﺑﺎﻟﻠﻔﻆ ﻋﻠﻰ اﻟﻤﻌﺘﻤﺪ

Merubah Sighat salam 

 الفقه الإسلامي وأدلته - (ج 4 / ص 231) 

ويكره تغيير صيغة السلام المشروعة هكذا، بمثل قول بعضهم: « سلام من الله..» إلخ فذلك بدعة منكرة. 

روضة الطالبين وعمدة المفتين - (ج 4 / ص 9) 

 ﻭﺇﺫا اﺑﺘﺪﺃ اﻟﻤﺎﺭ ﻓﻘﺎﻝ: ﺻﺒﺤﻚ اﻟﻠﻪ ﺑﺨﻴﺮ، ﺃﻭ ﺑﺎﻟﺴﻌﺎﺩﺓ، ﺃﻭ ﻗﻮاﻙ اﻟﻠﻪ، ﺃﻭ ﻻ ﺃﻭﺣﺶ اﻟﻠﻪ ﻣﻨﻚ، ﺃﻭ ﻧﺤﻮ ﺫﻟﻚ ﻣﻦ ﺃﻟﻔﺎﻅ ﺃﻫﻞ اﻟﻌﺮﻑ، ﻟﻢ ﻳﺴﺘﺤﻖ ﺟﻮاﺑﺎ، ﻟﻜﻦ ﻟﻮ ﺩﻋﺎ ﻟﻪ ﻗﺒﺎﻟﺘﻪ ﻛﺎﻥ ﺣﺴﻨﺎ ﺇﻻ ﺃﻥ ﻳﺮﻳﺪ ﺗﺄﺩﻳﺒﻪ ﻭﺗﺄﺩﻳﺐ ﻏﻴﺮﻩ ﻟﺘﺨﻠﻔﻪ ﻭﺇﻫﻤﺎﻟﻪ اﻟﺴﻼﻡ.

Salam pakai terjemahan bahasa indonesia

 مغني المحتاج إلى معرفة ألفاظ المنهاج  - (ج 6 / ص 17 ) وَلَوْسَلَّمَ بِالْعَجَمِيَّةِ جَازَ إنْ أ َفْهَمَ الْمُخَاطَبُ وَإِنْ قَدَرَعَلَى الْعَرَبِيَّةِ،و َيَجِبُ الرَّدُّ ؛لِأَنَّهُ يُسَمَّى سَلَامًا

Nitip salam 

فتح المعين ( ص ١٣٣ - ١٣٤ ) نور الهدى سوراباي

ﻓﺮﻭﻉ: ﻳﺴﻦ ﺇﺭﺳﺎﻝ اﻟﺴﻼﻡ ﻟﻠﻐﺎﺋﺐ ﻭﻳﻠﺰﻡ اﻟﺮﺳﻮﻝ اﻟﺘﺒﻠﻴﻎ ﻷﻧﻪ ﺃﻣﺎﻧﺔ ﻭﻳﺠﺐ ﺃﺩاﺅﻫﺎ ﻭﻣﺤﻠﻪ ﻣﺎ ﺇﺫا ﺭﺿﻲ ﺑﺘﺤﻤﻞ ﺗﻠﻚ اﻷﻣﺎﻧﺔ ﺃﻣﺎ ﻟﻮ ﺭﺩﻫﺎ ﻓﻼ ﻭﻛﺬا ﺇﻥ ﺳﻜﺖ ﻭﻗﺎﻝ ﺑﻌﻀﻬﻢ: ﻳﺠﺐ ﻋﻠﻰ اﻟﻤﻮﺻﻰ ﺑﻪ ﺗﺒﻠﻴﻐﻪ ﻭﻣﺤﻠﻪ ﻛﻤﺎ ﻗﺎﻝ ﺷﻴﺨﻨﺎ ﺇﻥ ﻗﺒﻞ اﻟﻮﺻﻴﺔ ﺑﻠﻔﻆ ﻳﺪﻝ ﻋﻠﻰ اﻟﺘﺤﻤﻞ ﻭﻳﻠﺰﻡ اﻟﻤﺮﺳﻞ ﺇﻟﻴﻪ اﻟﺮﺩ ﻓﻮﺭا ﺑﺎﻟﻠﻔﻆ ﻓﻲ اﻹﺭﺳﺎﻝ ﻭﺑﻪ ﺃﻭ ﺑﺎﻟﻜﺘﺎﺑﺔ ﻓﻴﻬﺎ.

الأذكار للنواوى، صـ ( ص ٤٠٩ ) مكتبه دار ابن حزم 

ﻓﺼﻞ ﻗﺎﻝ اﻹﻣﺎﻡ ﺃﺑﻮ ﺳﻌﺪ اﻟﻤﺘﻮﻟﻲ ﻭﻏﻴﺮﻩ: ﺇﺫا ﻧﺎﺩﻯ ﺇﻧﺴﺎﻥ ﺇﻧﺴﺎﻧﺎ ﻣﻦ ﺧﻠﻒ ﺳﺘﺮ ﺃﻭ ﺣﺎﺋﻂ، ﻓﻘﺎﻝ: اﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻴﻚ ﻳﺎ ﻓﻼﻥ، ﺃﻭ ﻛﺘﺐ ﻛﺘﺎﺑﺎ ﻓﻴﻪ: اﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻴﻚ ﻳﺎ ﻓﻼﻥ، ﺃﻭ اﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻰ ﻓﻼﻥ؛ ﺃﻭ ﺃﺭﺳﻞ ﺭﺳﻮﻻ، ﻭﻗﺎﻝ: ﺳﻠﻢ ﻋﻠﻰ ﻓﻼﻥ؛ ﻓﺒﻠﻐﻪ اﻟﻜﺘﺎﺏ ﺃﻭ اﻟﺮﺳﻮﻝ، ﻭﺟﺐ ﻋﻠﻴﻪ ﺃﻥ ﻳﺮﺩ ﻋﻠﻴﻪ اﻟﺴﻼﻡ، ﻭﻛﺬا ﺫﻛﺮ اﻟﻮاﺣﺪﻱ ﻭﻏﻴﺮﻩ ﺃﻳﻀﺎ ﺃﻧﻪ ﻳﺠﺐ ﻋﻠﻰ اﻟﻤﻜﺘﻮﺏ ﺇﻟﻴﻪ ﺭﺩ اﻟﺴﻼﻡ ﺇﺫا ﺑﻠﻐﻪ اﻟﺴﻼﻡ.

الاذكار (٤١٠ ) دار ابن حرم

ﻓﺼﻞ ﺇﺫا ﺑﻌﺚ ﺇﻧﺴﺎﻥ ﻣﻊ ﺇﻧﺴﺎﻥ ﺳﻼﻣﺎ، ﻓﻘﺎﻝ اﻟﺮﺳﻮﻝ: ﻓﻼﻥ ﻳﺴﻠﻢ ﻋﻠﻴﻚ، ﻓﻘﺪ ﻗﺪﻣﻨﺎ ﺃﻧﻪ ﻳﺠﺐ ﻋﻠﻴﻪ ﺃﻥ ﻳﺮﺩ ﻋﻠﻰ اﻟﻔﻮﺭ، ﻭﻳﺴﺘﺤﺐ ﺃﻥ ﻳﺮﺩ ﻋﻠﻰ اﻟﻤﺒﻠﻎ ﺃﻳﻀﺎ، ﻓﻴﻘﻮﻝ: ﻭﻋﻠﻴﻚ ﻭﻋﻠﻴﻪ اﻟﺴﻼﻡ.

اعانة الطالبين ( ج ٤ ص ٢١٥ )

(ﻗﻮﻟﻪ: ﻳﺴﻦ ﺇﺭﺳﺎﻝ اﻟﺴﻼﻡ) ﺃﻱ ﺑﺮﺳﻮﻝ ﺃﻭ ﺑﻜﺘﺎﺏ. (ﻭﻗﻮﻟﻪ: ﻟﻠﻐﺎﺋﺐ) ﺃﻱ اﻟﺬﻱ ﻳﺸﺮﻉ ﻟﻪ اﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻴﻪ ﻟﻮ ﻛﺎﻥ ﺣﺎﺿﺮا ﺑﺄﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﻣﺴﻠﻤﺎ ﻏﻴﺮ ﻧﺤﻮ ﻓﺎﺳﻖ ﺃﻭ ﻣﺒﺘﺪﻉ (ﻗﻮﻟﻪ: ﻭﻳﻠﺰﻡ اﻟﺮﺳﻮﻝ اﻟﺘﺒﻠﻴﻎ) ﺃﻱ ﻭﻟﻮ ﺑﻌﺪ ﻣﺪﺓ ﻃﻮﻳﻠﺔ، ﺑﺄﻥ ﻧﺴﻲ ﺫﻟﻚ ﺛﻢ ﺗﺬﻛﺮﻩ ﻻﻧﻪ ﺃﻣﺎﻧﺔ.اهـ. ع ش (ﻗﻮﻟﻪ: ﻷﻧﻪ) ﺃﻱ اﻟﺴﻼﻡ اﻟﻤﺮﺳﻞ ﺃﻣﺎﻧﺔ. (ﻗﻮﻟﻪ: ﻭﻳﺠﺐ ﺃﺩاﺅﻫﺎ) ﺃﻱ اﻻﻣﺎﻧﺔ. ﻗﺎﻝ ﺑﻌﻀﻬﻢ: ﻭاﻟﻈﺎﻫﺮ ﺃﻧﻪ ﻻ ﻳﻠﺰﻡ اﻟﻤﺒﻠﻎ ﻗﺼﺪ ﻣﺤﻞ اﻟﻐﺎﺋﺐ، ﺑﻞ ﺇﺫا اﺟﺘﻤﻊ ﺑﻪ ﻭﺫﻛﺮ ﺑﻠﻐﻪ.اهـ. ﻭﻧﻈﺮ ﻓﻴﻪ ﻓﻲ اﻟﺘﺤﻔﺔ، ﻭﻗﺎﻝ: ﺑﻞ اﻟﺬﻱ ﻳﺘﺠﻪ ﺃﻧﻪ ﻳﻠﺰﻣﻪ ﻗﺼﺪ ﻣﺤﻠﻪ ﺣﻴﺚ ﻻ ﻣﺸﻘﺔ ﺷﺪﻳﺪﺓ ﻋﺮﻓﺎ ﻋﻠﻴﻪ، ﻻﻥ ﺃﺩاء اﻻﻣﺎﻧﺔ ﻣﺎ ﺃﻣﻜﻦ ﻭاﺟﺐ. اهـ. (ﻗﻮﻟﻪ: ﻭﻣﺤﻠﻪ) ﺃﻱ ﻭﻣﺤﻞ ﻟﺰﻭﻡ اﻟﺘﺒﻠﻴﻎ ﻋﻠﻴﻪ. (ﻭﻗﻮﻟﻪ: ﻣﺎ ﺇﺫا ﺭﺿﻲ) ﺃﻱ ﻟﻔﻈﺎ ﻭاﻷﻭﻟﻰ ﺣﺬﻑ ﻟﻔﻆ ﻣﺎ ﻭاﻻﻗﺘﺼﺎﺭ ﻋﻠﻰ ﻣﺎ ﺑﻌﺪﻩ. (ﻭﻗﻮﻟﻪ: ﺑﺘﺤﻤﻞ ﺗﻠﻚ اﻻﻣﺎﻧﺔ) ﺃﻱ ﻭﻫﻲ اﻟﺴﻼﻡ اﻟﻤﺮﺳﻞ ﻟﻠﻐﺎﺋﺐ. (ﻗﻮﻟﻪ: ﺃﻣﺎ ﻟﻮ ﺭﺩﻫﺎ) ﺃﻱ ﺗﻠﻚ اﻻﻣﺎﻧﺔ (ﻭﻗﻮﻟﻪ: ﻓﻼ) ﺃﻱ ﻓﻼ ﻳﻠﺰﻣﻪ اﻟﺘﺒﻠﻴﻎ. (ﻗﻮﻟﻪ: ﻭﻛﺬا ﺇﻥ ﺳﻜﺖ) ﺃﻱ ﻭﻛﺬا ﻻ ﻳﻠﺰﻣﻪ اﻟﺘﺒﻠﻴﻎ ﺇﻥ ﺳﻜﺖ ﻭﻟﻢ ﻳﺮﺩﻫﺎ ﻟﻔﻈﺎ. ﻗﺎﻝ ﻓﻲ اﻟﺘﺤﻔﺔ ﺑﻌﺪﻩ ﺃﺧﺬا ﻣﻦ ﻗﻮﻟﻬﻢ ﻻ ﻳﻨﺴﺐ ﻟﺴﺎﻛﺖ ﻗﻮﻝ، ﻭﻛﻤﺎ ﻟﻮ ﺟﻌﻠﺖ ﺑﻴﻦ ﻳﺪﻳﻪ ﻭﺩﻳﻌﺔ ﻓﺴﻜﺖ. ﻭﻳﺤﺘﻤﻞ اﻟﺘﻔﺼﻴﻞ ﺑﻴﻦ ﺃﻥ ﺗﻈﻬﺮ ﻣﻨﻪ ﻗﺮﻳﻨﺔ ﺗﺪﻝ ﻋﻠﻰ اﻟﺮﺿﺎ ﻭﻋﺪﻣﻪ. اهـ. (ﻗﻮﻟﻪ: ﻭﻗﺎﻝ ﺑﻌﻀﻬﻢ ﺇﻟﺦ) ﻋﺒﺎﺭﺓ اﻟﺘﺤﻔﺔ: ﺛﻢ ﺭﺃﻳﺖ ﺑﻌﻀﻬﻢ ﻗﺎﻝ: ﻗﺎﻟﻮا ﻳﺠﺐ ﻋﻠﻰ اﻟﻤﻮﺻﻰ ﺑﻪ ﺗﺒﻠﻴﻐﻪ ﻭﻣﺤﻠﻪ اﻟﺦ. اهـ. ﻓﺎﻟﺸﺎﺭﺡ ﺗﺼﺮﻑ ﻓﻴﻬﺎ ﺣﺘﻰ ﺟﻌﻞ ﻗﻮﻟﻪ ﻭﻣﺤﻠﻪ اﻟﺦ ﻣﻦ ﻛﻼﻣﻪ ﻭﺃﻧﻪ ﺗﺎﺑﻊ ﻓﻴﻪ ﻟﺸﻴﺨﻪ ﻣﻊ ﺃﻧﻪ ﻣﻦ ﻣﻘﻮﻝ اﻟﺒﻌﺾ، ﻛﻤﺎ ﻳﻌﻠﻢ ﻣﻦ ﺁﺧﺮ ﻋﺒﺎﺭﺓ اﻟﺘﺤﻔﺔ. (ﻭﻗﻮﻟﻪ: ﻳﺠﺐ ﻋﻠﻰ اﻟﻤﻮﺻﻰ ﺑﻪ ﺗﺒﻠﻴﻐﻪ) ﻳﻌﻨﻲ ﺇﺫا ﺃﻭﺻﻰ ﺷﺨﺺ ﺁﺧﺮ ﺃﻥ ﻳﺒﻠﻎ ﺳﻼﻣﻪ ﻋﻠﻰ ﺯﻳﺪ ﻣﺜﻼ ﺑﻌﺪ ﻣﻮﺗﻪ، ﻓﻴﺠﺐ ﻋﻠﻰ ﺫﻟﻚ اﻟﺸﺨﺺ اﻟﻤﻮﺻﻰ - ﺑﻔﺘﺢ اﻟﺼﺎﺩ - ﺑﺎﻟﺴﻼﻡ اﻟﺘﺒﻠﻴﻎ. (ﻗﻮﻟﻪ: ﻭﻣﺤﻠﻪ) ﺃﻱ ﻭﻣﺤﻞ ﻭﺟﻮﺏ اﻟﺘﺒﻠﻴﻎ ﻋﻠﻰ اﻟﻮﺻﻲ.

(ﻭﻗﻮﻟﻪ: ﺇﻥ ﻗﺒﻞ اﻟﻮﺻﻴﺔ) ﺃﻱ ﻻﻧﻪ ﻳﺒﻌﺪ ﺗﻜﻠﻴﻔﻪ اﻟﻮﺟﻮﺏ ﺑﻤﺠﺮﺩ اﻟﻮﺻﻴﺔ. (ﻭﻗﻮﻟﻪ: ﻳﺪﻝ ﻋﻠﻰ اﻟﺘﺤﻤﻞ) ﺃﻱ ﺗﺤﻤﻞ ﺃﻣﺎﻧﺔ اﻟﺴﻼﻡ. (ﻗﻮﻟﻪ: ﻭﻳﻠﺰﻡ اﻟﻤﺮﺳﻞ ﺇﻟﻴﻪ اﻟﺮﺩ ﻓﻮﺭا) ﺃﻱ ﺇﻥ ﺃﺗﻰ اﻟﺮﺳﻮﻝ ﺑﺼﻴﻐﺔ ﻣﻌﺘﺒﺮﺓ، ﻛﺄﻥ ﻗﺎﻝ ﻟﻪ ﻓﻼﻥ ﻳﻘﻮﻝ ﻟﻚ اﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻴﻚ، ﺃﻭ ﺃﺗﻰ اﻟﻤﺮﺳﻞ ﺑﻬﺎ، ﻛﺄﻥ ﻗﺎﻝ اﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻰ ﻓﻼﻥ ﻓﺒﻠﻐﻪ ﻋﻨﻲ، ﻓﻘﺎﻝ اﻟﺮﺳﻮﻝ ﻟﻪ: ﺯﻳﺪ ﻳﺴﻠﻢ ﻋﻠﻴﻚ.

ﻭاﻟﺤﺎﺻﻞ، ﻻ ﺑﺪ ﻓﻲ ﻭﺟﻮﺏ اﻟﺮﺩ، ﻣﻦ ﺻﻴﻐﺔ ﺷﺮﻋﻴﺔ ﻣﻦ اﻟﻤﺮﺳﻞ ﺃﻭ اﻟﺮﺳﻮﻝ، ﺑﺨﻼﻑ ﻣﺎ ﺇﺫا ﻟﻢ ﺗﻮﺟﺪ ﻣﻦ ﻭاﺣﺪ ﻣﻨﻬﻤﺎ، ﻛﺄﻥ ﻗﺎﻝ اﻟﻤﺮﺳﻞ ﺳﻠﻢ ﻟﻲ ﻋﻠﻰ ﻓﻼﻥ، ﻓﻘﺎﻝ اﻟﺮﺳﻮﻝ ﻟﻔﻼﻥ ﺯﻳﺪ ﻳﺴﻠﻢ ﻋﻠﻴﻚ، ﻓﻼ ﻳﺠﺐ اﻟﺮﺩ.

(ﻗﻮﻟﻪ: ﻭﺑﻪ اﻟﺦ) ﻣﻌﻄﻮﻑ ﻋﻠﻰ ﺑﺎﻟﻠﻔﻆ: ﺃﻱ ﻭﻳﻠﺰﻡ اﻟﻤﺮﺳﻞ ﺇﻟﻴﻪ اﻟﺮﺩ ﻓﻮﺭا ﺑﺎﻟﻠﻔﻆ ﺃﻭ ﺑﺎﻟﻜﺘﺎﺑﺔ، ﻓﻴﻤﺎ ﺇﺫا ﺃﺭﺳﻞ ﻟﻪ اﻟﺴﻼﻡ ﻓﻲ ﻛﺘﺎﺏ ﻓﻴﻠﺰﻡ اﻟﺮﺩ ﺇﻣﺎ ﺑﺎﻟﻠﻔﻆ ﺃﻭ ﺑﺎﻟﻜﺘﺎﺑﺔ.

Membaca surat atau sms yang ada salamnya, cara jawabnya ????

اعانة الطالبين ( ج ٤ ص ٢١٥ )

(ﻗﻮﻟﻪ: ﻭﺑﻪ اﻟﺦ) ﻣﻌﻄﻮﻑ ﻋﻠﻰ ﺑﺎﻟﻠﻔﻆ: ﺃﻱ ﻭﻳﻠﺰﻡ اﻟﻤﺮﺳﻞ ﺇﻟﻴﻪ اﻟﺮﺩ ﻓﻮﺭا ﺑﺎﻟﻠﻔﻆ ﺃﻭ ﺑﺎﻟﻜﺘﺎﺑﺔ، ﻓﻴﻤﺎ ﺇﺫا ﺃﺭﺳﻞ ﻟﻪ اﻟﺴﻼﻡ ﻓﻲ ﻛﺘﺎﺏ ﻓﻴﻠﺰﻡ اﻟﺮﺩ ﺇﻣﺎ ﺑﺎﻟﻠﻔﻆ ﺃﻭ ﺑﺎﻟﻜﺘﺎﺑﺔ.

Memanggil salam secara bersamaan

الأذكار للنواوى، (صـ ٤١٢ )

ﻓﺼﻞ ﺇﺫا ﺗﻼﻗﻰ ﺭﺟﻼﻥ، ﻓﺴﻠﻢ ﻛﻞ ﻭاﺣﺪ ﻣﻨﻬﻤﺎ ﻋﻠﻰ ﺻﺎﺣﺒﻪ ﺩﻓﻌﺔ ﻭاﺣﺪﺓ، ﺃﻭ ﺃﺣﺪﻫﻤﺎ ﺑﻌﺪ اﻵﺧﺮ، ﻓﻘﺎﻝ اﻟﻘﺎﺿﻲ ﺣﺴﻴﻦ ﻭﺻﺎﺣﺒﻪ ﺃﺑﻮ ﺳﻌﺪ اﻟﻤﺘﻮﻟﻲ: ﻳﺼﻴﺮ ﻛﻞ ﻭاﺣﺪ ﻣﻨﻬﻤﺎ ﻣﺒﺘﺪﺋﺎ ﺑﺎﻟﺴﻼﻡ، ﻓﻴﺠﺐ ﻋﻠﻰ ﻛﻞ ﻭاﺣﺪ ﻣﻨﻬﻤﺎ ﺃﻥ ﻳﺮﺩ اﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻰ ﺻﺎﺣﺒﻪ. ﻭﻗﺎﻝ اﻟﺸﺎﺷﻲ: ﻫﺬا ﻓﻴﻪ ﻧﻈﺮ، ﻓﺈﻥ ﻫﺬا اﻟﻠﻔﻆ ﻳﺼﻠﺢ ﻟﻠﺠﻮاﺏ، ﻓﺈﺫا ﻛﺎﻥ ﺃﺣﺪﻫﻤﺎ ﺑﻌﺪ اﻵﺧﺮ ﻛﺎﻥ ﺟﻮاﺑﺎ، ﻭﺇﻥ ﻛﺎﻥ ﺩﻓﻌﺔ ﻟﻢ ﻳﻜﻦ ﺟﻮاﺑﺎ، ﻭﻫﺬا اﻟﺬﻱ ﻗﺎﻝ اﻟﺸﺎﺷﻲ ﻫﻮ اﻟﺼﻮاﺏ.

فتح المعين ( ١٣٣ )

ﻭﻟﻮ ﺳﻠﻢ ﻛﻞ ﻋﻠﻰ اﻵﺧﺮ ﻓﺈﻥ ﺗﺮﺗﺒﺎ ﻛﺎﻥ اﻟﺜﺎﻧﻲ ﺟﻮاﺑﺎ: ﺃﻱ ﻣﺎ ﻟﻢ ﻳﻘﺼﺪ ﺑﻪ اﻻﺑﺘﺪاء ﻭﺣﺪﻩ ﻛﻤﺎ ﺑﺤﺜﻪ ﺑﻌﻀﻬﻢ ﻭﺇﻻ ﻟﺰﻡ ﻛﻼ اﻟﺮﺩ.

Salam dengan lain jenis.

الأذكار للنواوى، (صـ ٢٦٣ )

ﺑﺎﺏ ﻣﻦ ﻳﺴﻠﻢ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﻣﻦ ﻻ ﻳﺴﻠﻢ ﻋﻠﻴﻪ، ﻭﻣﻦ ﻳﺮﺩ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﻣﻦ ﻻ ﻳﺮﺩ ﻋﻠﻴﻪ: اﻋﻠﻢ ﺃﻥ اﻟﺮﺟﻞ اﻟﻤﺴﻠﻢ اﻟﺬﻱ ﻟﻴﺲ ﺑﻤﺸﻬﻮﺭ ﺑﻔﺴﻖ ﻭﻻ ﺑﺪﻋﺔ، ﻳﺴﻠﻢ ﻭﻳﺴﻠﻢ ﻋﻠﻴﻪ، ﻓﻴﺴﻦ ﻟﻪ اﻟﺴﻼﻡ، ﻭﻳﺠﺐ اﻟﺮﺩ ﻋﻠﻴﻪ.

ﻗﺎﻝ ﺃﺻﺤﺎﺑﻨﺎ: ﻭاﻟﻤﺮﺃﺓ ﻣﻊ اﻟﻤﺮﺃﺓ ﻛﺎﻟﺮﺟﻞ ﻣﻊ اﻟﺮﺟﻞ.

ﻭﺃﻣﺎ اﻟﻤﺮﺃﺓ ﻣﻊ اﻟﺮﺟﻞ؛ ﻓﻘﺎﻝ اﻹﻣﺎﻡ ﺃﺑﻮ ﺳﻌﺪ اﻟﻤﺘﻮﻟﻲ: ﺇﻥ ﻛﺎﻧﺖ ﺯﻭﺟﺘﻪ، ﺃﻭ ﺟﺎﺭﻳﺘﻪ، ﺃﻭ ﻣﺤﺮﻣﺎ ﻣﻦ ﻣﺤﺎﺭﻣﻪ، ﻓﻬﻲ ﻣﻌﻪ ﻛﺎﻟﺮﺟﻞ، ﻓﻴﺴﺘﺤﺐ ﻟﻜﻞ ﻭاﺣﺪ ﻣﻨﻬﻤﺎ اﺑﺘﺪاء اﻵﺧﺮ ﺑﺎﻟﺴﻼﻡ، ﻭﻳﺠﺐ ﻋﻠﻰ اﻵﺧﺮ ﺭﺩ اﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻴﻪ؛ ﻭﺇﻥ ﻛﺎﻧﺖ ﺃﺟﻨﺒﻴﺔ، ﻓﺈﻥ ﻛﺎﻧﺖ ﺟﻤﻴﻠﺔ ﻳﺨﺎﻑ اﻻﻓﺘﺘﺎﻥ ﺑﻬﺎ ﻟﻢ ﻳﺴﻠﻢ اﻟﺮﺟﻞ ﻋﻠﻴﻬﺎ، ﻭﻟﻮ ﺳﻠﻢ ﻟﻢ ﻳﺠﺰ ﻟﻬﺎ ﺭﺩ اﻟﺠﻮاﺏ، ﻭﻟﻢ ﺗﺴﻠﻢ ﻫﻲ ﻋﻠﻴﻪ اﺑﺘﺪاء، ﻓﺈﻥ ﺳﻠﻤﺖ ﻟﻢ ﺗﺴﺘﺤﻖ ﺟﻮاﺑﺎ، ﻓﺈﻥ ﺃﺟﺎﺑﻬﺎ ﻛﺮﻩ ﻟﻪ، ﻭﺇﻥ ﻛﺎﻧﺖ ﻋﺠﻮﺯا ﻻ ﻳﻔﺘﺘﻦ ﺑﻬﺎ ﺟﺎﺯ ﺃﻥ ﺗﺴﻠﻢ ﻋﻠﻰ اﻟﺮﺟﻞ، ﻭﻋﻠﻰ اﻟﺮﺟﻞ ﺭﺩ اﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻴﻬﺎ.

ﻗﻠﺖ: ﻭﺇﺫا ﻛﺎﻧﺖ اﻟﻨﺴﺎء ﺟﻤﻌﺎ ﻓﻴﺴﻠﻢ ﻋﻠﻴﻬﻦ اﻟﺮﺟﻞ، ﺃﻭ ﻛﺎﻥ اﻟﺮﺟﺎﻝ ﺟﻤﻌﺎ ﻛﺜﻴﺮا ﻓﺴﻠﻤﻮا ﻋﻠﻰ اﻟﻤﺮﺃﺓ اﻟﻮاﺣﺪﺓ ﺟﺎﺯ، ﺇﺫا ﻟﻢ ﻳﺨﻒ ﻋﻠﻴﻪ، ﻭﻻ ﻋﻠﻴﻬﻦ، ﻭﻻ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﻭﻻ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﻓﺘﻨﺔ.

 اسنى المطالب ( ج ٤ ص ١٨٤ )

فَرْعٌ وَيُسَنُّ السَّلَامُ لِلنِّسَاءِ مع بَعْضِهِنَّ وَغَيْرِهِنَّ لَا مع الرِّجَالِ الْأَجَانِبِ أَفْرَادًا وَجَمْعًا فَيَحْرُمُ السَّلَامُ عليهم من الشَّابَّةِ ابْتِدَاءً وَرَدًّا خَوْفَ الْفِتْنَةِ وَيُكْرَهَانِ أَيْ ابْتِدَاءُ السَّلَامِ وَرَدُّهُ عليها نعم لَا يُكْرَهُ سَلَامُ الْجَمْعِ الْكَثِيرِ من الرِّجَالِ عليها إنْ لم يُخَفْ فِتْنَةٌ ذَكَرَهُ في الْأَذْكَارِ وَذِكْرُ حُرْمَةِ وَكَرَاهَةِ ابْتِدَائِهَا بِهِ من زِيَادَةِ الْمُصَنِّفِ لَا على جَمْعِ نِسْوَةٍ أو عَجُوزٍ أَيْ لَا يُكْرَهُ ابْتِدَاءُ السَّلَامِ وَرَدُّهُ عَلَيْهِنَّ لِانْتِفَاءِ خَوْفِ الْفِتْنَةِ بَلْ يُنْدَبُ الِابْتِدَاءُ بِهِ مِنْهُنَّ على غَيْرِهِنَّ وَعَكْسُهُ وَيَجِبُ الرَّدُّ لِذَلِكَ وَذِكْرُ الِابْتِدَاءِ مِنْهُنَّ ما عَدَا الْعَجُوزَ من زِيَادَتِهِ وَيُسْتَثْنَى عبد الْمَرْأَةِ بِالنِّسْبَةِ إلَيْهَا وَمِثْلُهُ كُلُّ من يُبَاحُ نَظَرُهُ إلَيْهَا كَمَمْسُوح

حاشية الشرقاوي على التحرير ( ج ١ ص ١٨٠ )

ويحرم من الشابة الاجنبية ابتداء وردا وكذا الخنثى مع مثله ويكرهان من الرجال عليها بخلاف جمع النساء ولو شواب والعجوز وبخلاف ما اذا كان هناك محرمية او زوجية او سيدية فلا يكره

 اعانة الطالبين ( ج ٤ ص ٢١١ )

(ﻗﻮﻟﻪ: ﺳﻼﻡ اﻣﺮﺃﺓ ﻋﻠﻰ اﻣﺮﺃﺓ) ﺃﻱ ﻓﺈﻧﻪ ﻣﺴﻨﻮﻥ. (ﻗﻮﻟﻪ: ﺃﻭ ﻧﺤﻮ ﻣﺤﺮﻡ) ﺑﺎﻟﺠﺮ ﻋﻄﻒ ﻋﻠﻰ اﻣﺮﺃﺓ: ﺃﻱ ﺳﻼﻣﻬﺎ ﻋﻠﻰ ﻧﺤﻮ ﻣﺤﺮﻡ، ﻭاﻷﻭﻟﻰ ﺣﺬﻑ ﻟﻔﻆ ﻧﺤﻮ، ﻷﻥ ﻣﺎ اﻧﺪﺭﺝ ﺗﺤﺘﻪ ﺻﺮﺡ ﺑﻪ ﺑﻌﺪ. (ﻗﻮﻟﻪ: ﺃﻭ ﺳﻴﺪ ﺃﻭ ﺯﻭﺝ) ﺃﻱ ﺃﻭ ﺳﻼﻣﻬﺎ ﻋﻠﻰ ﺯﻭﺝ ﺃﻭ ﺳﻴﺪ. (ﻗﻮﻟﻪ: ﻭﻛﺬا ﻋﻠﻰ ﺃﺟﻨﺒﻲ) ﺃﻱ ﻭﻛﺬا ﺩﺧﻞ ﻓﻲ اﻟﻤﺴﻨﻮﻥ، ﺳﻼﻣﻬﺎ ﻋﻠﻰ ﺭﺟﻞ ﺃﺟﻨﺒﻲ، ﻭاﻟﺤﺎﻝ ﺃﻧﻬﺎ ﻋﺠﻮﺯ ﻻ ﺗﺸﺘﻬﻲ. (ﻗﻮﻟﻪ: ﻭﻳﻠﺰﻣﻬﺎ) ﺃﻱ اﻟﻤﺮﺃﺓ. (ﻭﻗﻮﻟﻪ: ﻓﻲ ﻫﺬﻩ اﻟﺼﻮﺭﺓ) ﺃﻱ ﺻﻮﺭﺓ ﻛﻮﻧﻬﺎ ﻋﺠﻮﺯا ﻻ ﺗﺸﺘﻬﻲ. (ﻭﻗﻮﻟﻪ: ﺭﺩ ﺳﻼﻡ اﻟﺮﺟﻞ) ﺃﻱ ﺇﺫا ﺳﻠﻢ اﻟﺮﺟﻞ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﻭﻫﻲ ﻋﺠﻮﺯ ﻻ ﺗﺸﺘﻬﻲ، ﻟﺰﻣﻬﺎ ﺃﻥ ﺗﺮﺩ ﻋﻠﻴﻪ، ﻻﻥ ﺳﻼﻣﻪ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﻣﺴﻨﻮﻥ ﻛﺴﻼﻣﻬﺎ ﻋﻠﻴﻪ.

 اعانة الطالبين ( ج ٤ ص ٢١٢ )

ﻭﺍﻟﺤﺎﺻﻞ : ﻳﺤﺮﻡ ﺍﻟﺮﺩ ﻋﻨﺪ ﺍﺧﺘﻼﻑ ﺍﻟﺠﻨﺲ ﺑﺸﺮﻭﻁ ﺃﺭﺑﻌﺔ : ﻛﻮﻥ ﺍﻻﻧﺜﻰ ﻭﺣﺪﻫﺎ، ﻭﻛﻮﻧﻬﺎ ﻣﺸﺘﻬﺎﺓ، ﻭﻛﻮﻥ ﺍﻟﺮﺟﻞ.ﻭﺣﺪﻩ، ﻭﺍﻧﺘﻔﺎﺀ ﺍﻟﻤﺤﺮﻣﻴﺔ ﻭﻧﺤﻮﻫﺎ : ﻛﺎﻟﺰﻭﺟﻴﺔ 

Orang yang makruh dipanggili salam dan yang tidak wajib menjawab salam

فقه الاسلامي وادلته ( ج ٤ ص ٢٣٢ )

ويكره السلام في الحمام، وعلى من يأكل أو يقاتل لاشتغاله، وعلى تال للقرآن وعلى ذاكر الله تعالى، وعلى ملبّ ومحدِّث (أي يحدث بحديث النبي صلّى الله عليه وسلم)، وخطيب وواعظ، وعلى من يستمع للمذكورين من التالي ومن بعده، وعلى مكرر فقه ومدرس في أي عمل كان، وعلى من يبحثون في العلم، وعلى من يؤذِّن أو يقيم (1) ، وعلى من هو على حاجته، ويكره أيضاً رده منه، وعلى من يتمتع بأهله، أو مشتغل بالقضاء ونحوهم. ومن سلم في حالة لا يستحب فيها السلام مما سبق، لم يستحق جواباً لسلامه. ويكره أن يخص بعض طائفة لقيهم أو دخل عليهم بالسلام، وأن يقول: سلام الله عليكم، لمخالفته الصيغة الواردة، وأن يقول: عليك سلام الله ؛ لأن النبي صلّى الله عليه وسلم كرهه.

حاشية الشرقاوي على التحرير ( ج١ ص١٨٠ )

ومحل عدم وجوب رد السلام على الاكل اذا كان المأكول في فمه اما قبل وضعه فيه فيجب عليه الرد

فتح المعين (،ص ١٣٤ )

 ﻭﻻ ﻳﻨﺪﺏ اﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻰ ﻗﺎﺿﻲ ﺣﺎﺟﺔ ﺑﻮﻝ ﺃﻭ ﻏﺎﺋﻂ ﺃﻭ ﺟﻤﺎﻉ ﺃﻭ اﺳﺘﻨﺠﺎء ﻭﻻ ﻋﻠﻰ ﺷﺎﺭﺏ ﻭﺁﻛﻞ ﻓﻲ ﻓﻤﻪ اﻟﻠﻘﻤﺔ ﻟﺸﻐﻠﻪ ﻭﻻ ﻋﻠﻰ ﻓﺎﺳﻖ ﺑﻞ ﻳﺴﻦ ﺗﺮﻛﻪ ﻋﻠﻰ ﻣﺠﺎﻫﺮ ﺑﻔﺴﻘﻪ ﻭﻣﺮﺗﻜﺐ ﺫﻧﺐ ﻋﻈﻴﻢ ﻟﻢ ﻳﺘﺐ ﻣﻨﻪ ﻭﻣﺒﺘﺪﻉ ﺇﻻ ﻟﻌﺬﺭ ﺃﻭ ﺧﻮﻑ ﻣﻔﺴﺪﺓ ﻭﻻ ﻋﻠﻰ ﻣﺼﻞ ﻭﺳﺎﺟﺪ ﻭﻣﺆﺫﻥ ﻭﻣﻘﻴﻢ ﻭﺧﻄﻴﺐ ﻭﻣﺴﺘﻤﻌﻪ ﻭﻻ ﺭﺩ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﺇﻻ ﻣﺴﺘﻤﻊ اﻟﺨﻄﻴﺐ ﻓﺈﻧﻪ ﻳﺠﺐ ﻋﻠﻴﻪ ﺫﻟﻚ ﺑﻞ ﻳﻜﺮﻩ اﻟﺮﺩ ﻟﻘﺎﺿﻲ اﻟﺤﺎﺟﺔ ﻭاﻟﺠﺎﻣﻊ ﻭاﻟﻤﺴﺘﻨﺠﻲ ﻭﻳﺴﻦ ﻟﻵﻛﻞ ﻭﺇﻥ ﻛﺎﻧﺖ اﻟﻠﻘﻤﺔ ﺑﻔﻴﻪ ﻧﻌﻢ: ﻳﺴﻦ اﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻴﻪ ﺑﻌﺪ اﻟﺒﻠﻊ ﻭﻗﺒﻞ ﻭﺿﻊ اﻟﻠﻘﻤﺔ ﺑﻔﻴﻪ ﻭﻳﻠﺰﻣﻪ اﻟﺮﺩ ﻭﻳﺴﻦ اﻟﺮﺩ ﻟﻤﻦ ﻓﻲ اﻟﺤﻤﺎﻡ ﻭﻣﻠﺐ ﺑﺎﻟﻠﻔﻆ ﻭﻟﻤﺼﻞ ﻭﻣﺆﺫﻥ ﻭﻣﻘﻴﻢ ﺑﺎﻹﺷﺎﺭﺓ ﻭﺇﻻ ﻓﺒﻌﺪ اﻟﻔﺮاﻍ ﺃﻱ ﺇﻥ ﻗﺮﺏ اﻟﻔﺼﻞ ﻭﻻ ﻳﺠﺐ ﻋﻠﻴﻬﻢ

Salam menyerupai orang non muslim

الموسوعة الفقهية الكويتية - (ج 25 / ص 159)

 السَّلاَمُ أَوْرَدُّهُ بِالإِْشَارَةِ : يُكْرَهُ السَّلاَمُ أَوْ رَدُّهُ بِالإِْشَارَةِ بِالرَّدِّ بِالْيَدِ أَوْ بِالرَّأْسِ بِغَيْرِ نُطْقٍ بِالسَّلاَمِ مَعَ الْقُدْرَةِ وَقُرْبِ الْمُسَلَّمِ عَلَيْهِ ؛ لأَِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَمَل أَهْل الْكِتَابِ : الْيَهُودِ وَالنَّصَارَى لِقَوْلِهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - فِيمَا رَوَاهُ عَمْرُو بْنُ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ لَيْسَ مِنَّا مَنْ تَشَبَّهَ بِغَيْرِنَا ، لاَ تَشَبَّهُوا بِالْيَهُودِ وَلاَ بِالنَّصَارَى ، فَإِنَّ تَسْلِيمَ الْيَهُودِ الإِْشَارَةُ بِالأَْصَابِعِ ، وَتَسْلِيمَ النَّصَارَى الإِْشَارَةُ بِالأَْكُفِّ (2) . فَإِنْ كَانَتِ الإِْشَارَةُ مَقْرُونَةً بِالنُّطْقِ ، بِحَيْثُ وَقَعَ التَّسْلِيمُ أَوِ الرَّدُّ بِاللِّسَانِ مَعَ الإِْشَارَةِ ، أَوْ كَانَ الْمُسَلَّمُ عَلَيْهِ بَعِيدًا عَنِ الْمُسَلِّمِ ، بِحَيْثُ لاَ يَسْمَعُ صَوْتَهُ فَيُشِيرُ إِلَيْهِ بِالسَّلاَمِ بِيَدِهِ أَوْ رَأْسِهِ لِيُعْلِمَهُ أَنَّهُ يُسَلِّمُ ، فَلاَ كَرَاهَةَ (3) .

بغية المسترشدين - (ج 1 / ص 528)

(مسألة : ي) : حاصل ما ذكره العلماء في التزيي بزي الكفار أنه إما أن يتزيا بزيهم ميلاً إلى دينهم وقاصداً التشبه بهم في شعائر الكفر ، أو يمشي معهم إلى متعبداتهم فيكفر بذلك فيهما ، وإما أن لا يقصد كذلك بل يقصد التشبه بهم في شعائر العيد أو التوصل إلى معاملة جائزة معهم فيأثم ، وإما أن يتفق له من غير قصد فيكره كشد الرداء في الصلاة. 

Salam pada orang tuli atau bisu

الأذكار للنواوى، ( ص ٢٢١ )

ﻓﺼﻞ : ﻗﺎﻝ اﻟﻤﺘﻮﻟﻲ: ﺇﺫا ﺳﻠﻢ ﻋﻠﻰ ﺃﺻﻢ ﻻ ﻳﺴﻤﻊ، ﻓﻴﻨﺒﻐﻲ ﺃﻥ ﻳﺘﻠﻔﻆ ﺑﻠﻔﻆ اﻟﺴﻼﻡ ﻟﻘﺪﺭﺗﻪ ﻋﻠﻴﻪ، ﻭﻳﺸﻴﺮ ﺑﺎﻟﻴﺪ ﺣﺘﻰ ﻳﺤﺼﻞ اﻹﻓﻬﺎﻡ، ﻭﻳﺴﺘﺤﻖ اﻟﺠﻮاﺏ، ﻓﻠﻮ ﻟﻢ ﻳﺠﻤﻊ ﺑﻴﻨﻬﻤﺎ ﻻ ﻳﺴﺘﺤﻖ اﻟﺠﻮاﺏ. ﻗﺎﻝ: ﻭﻛﺬا ﻟﻮ ﺳﻠﻢ ﻋﻠﻴﻪ ﺃﺻﻢ، ﻭﺃﺭاﺩ اﻟﺮﺩ ﻓﻴﺘﻠﻔﻆ ﺑﺎﻟﻠﺴﺎﻥ، ﻭﻳﺸﻴﺮ ﺑﺎﻟﺠﻮاﺏ ﻟﻴﺤﺼﻞ ﺑﻪ اﻹﻓﻬﺎﻡ، ﻭﻳﺴﻘﻂ ﻋﻨﻪ ﻓﺮﺽ اﻟﺠﻮاﺏ. ﻗﺎﻝ: ﻭﻟﻮ ﺳﻠﻢ ﻋﻠﻰ ﺃﺧﺮﺱ، ﻓﺄﺷﺎﺭ اﻷﺧﺮﺱ ﺑﺎﻟﻴﺪ ﺳﻘﻂ ﻋﻨﻪ اﻟﻔﺮﺽ؛ ﻷﻥ ﺇﺷﺎﺭﺗﻪ ﻗﺎﺋﻤﺔ ﻣﻘﺎﻡ اﻟﻌﺒﺎﺭﺓ، ﻭﻛﺬا ﻟﻮ ﺳﻠﻢ ﻋﻠﻴﻪ ﺃﺧﺮﺱ ﺑﺎﻹﺷﺎﺭﺓ ﻳﺴﺘﺤﻖ اﻟﺠﻮاﺏ ﻟﻤﺎ ﺫﻛﺮﻧﺎ.

فتح المعين ( ص١٣٣ ) نور الهدى سورابايا

ﻭﻳﺠﺐ ﻓﻲ اﻟﺮﺩ ﻋﻠﻰ اﻷﺻﻢ ﺃﻥ ﻳﺠﻤﻊ ﺑﻴﻦ اﻟﻠﻔﻆ ﻭاﻹﺷﺎﺭﺓ ﻭﻻ ﻳﻠﺰﻣﻪ اﻟﺮﺩ ﺇﻻ ﺇﻥ ﺟﻤﻊ ﻟﻪ اﻟﻤﺴﻠﻢ ﻋﻠﻴﻪ ﺑﻴﻦ اﻟﻠﻔﻆ ﻭاﻹﺷﺎﺭﺓ.

Salam pada anak kecil

الأذكار للنواوى، ـ ( ص ٢٢٢ )

 ﻓﺼﻞ : ﻗﺎﻝ اﻟﻤﺘﻮﻟﻲ: ﻟﻮ ﺳﻠﻢ ﻋﻠﻰ ﺻﺒﻲ ﻻ ﻳﺠﺐ ﻋﻠﻴﻪ اﻟﺠﻮاﺏ؛ ﻷﻥ اﻟﺼﺒﻲ ﻟﻴﺲ ﻣﻦ ﺃﻫﻞ اﻟﻔﺮﺽ، ﻭﻫﺬا اﻟﺬﻱ ﻗﺎﻟﻪ ﺻﺤﻴﺢ، ﻟﻜﻦ اﻷﺩﺏ ﻭاﻟﻤﺴﺘﺤﺐ ﻟﻪ اﻟﺠﻮاﺏ. ﻗﺎﻝ اﻟﻘﺎﺿﻲ ﺣﺴﻴﻦ ﻭﺻﺎﺣﺒﻪ اﻟﻤﺘﻮﻟﻲ: ﻭﻟﻮ ﺳﻠﻢ اﻟﺼﺒﻲ ﻋﻠﻰ ﺑﺎﻟﻎ، ﻓﻬﻞ ﻳﺠﺐ ﻋﻠﻰ اﻟﺒﺎﻟﻎ اﻟﺮﺩ؟ ﻓﻴﻪ ﻭﺟﻬﺎﻥ ﻳﻨﺒﻨﻴﺎﻥ ﻋﻠﻰ ﺻﺤﺔ ﺇﺳﻼﻣﻪ، ﺇﻥ ﻗﻠﻨﺎ: ﻳﺼﺢ ﺇﺳﻼﻣﻪ، ﻛﺎﻥ ﺳﻼﻣﻪ ﻛﺴﻼﻡ اﻟﺒﺎﻟﻎ؛ ﻓﻴﺠﺐ ﺟﻮاﺑﻪ. ﻭﺇﻥ ﻗﻠﻨﺎ: ﻻ ﻳﺼﺢ ﺇﺳﻼﻣﻪ، ﻟﻢ ﻳﺠﺐ ﺭﺩ اﻟﺴﻼﻡ ﻟﻜﻦ ﻳﺴﺘﺤﺐ.

ﻗﻠﺖ: اﻟﺼﺤﻴﺢ ﻣﻦ اﻟﻮﺟﻬﻴﻦ ﻭﺟﻮﺏ ﺭﺩ اﻟﺴﻼﻡ ﻟﻘﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ: {ﻭﺇﺫا ﺣﻴﻴﺘﻢ ﺑﺘﺤﻴﺔ ﻓﺤﻴﻮا ﺑﺄﺣﺴﻦ ﻣﻨﻬﺎ ﺃﻭ ﺭﺩﻭﻫﺎ} [ اﻟﻨﺴﺎء: 86] ﻭﺃﻣﺎ ﻗﻮﻟﻬﻤﺎ: ﺇﻧﻪ ﻣﺒﻨﻲ ﻋﻠﻰ ﺇﺳﻼﻣﻪ، ﻓﻘﺎﻝ اﻟﺸﺎﺷﻲ: ﻫﺬا ﺑﻨﺎء ﻓﺎﺳﺪ؛ ﻭﻫﻮ ﻛﻤﺎ ﻗﺎﻝ؛ ﻭاﻟﻠﻪ ﺃﻋﻠﻢ.

Salam pada orang sekelompok orang tapi di jawab anak kecil

الأذكار للنواوى، (صـ ٤١١ )

ﻭﻟﻮ ﺳﻠﻢ ﺑﺎﻟﻎ ﻋﻠﻰ ﺟﻤﺎﻋﺔ ﻓﻴﻬﻢ ﺻﺒﻲ، ﻓﺮﺩ اﻟﺼﺒﻲ ﻭﻟﻢ ﻳﺮﺩ ﻣﻨﻬﻢ ﻏﻴﺮﻩ، ﻓﻬﻞ ﻳﺴﻘﻂ ﻋﻨﻬﻢ؟ ﻓﻴﻪ ﻭﺟﻬﺎﻥ: ﺃﺻﺤﻬﻤﺎ -ﻭﺑﻪ ﻗﺎﻝ اﻟﻘﺎﺿﻲ ﺣﺴﻴﻦ، ﻭﺻﺤﺎﺑﻪ اﻟﻤﺘﻮﻟﻲ- ﻻ ﻳﺴﻘﻂ؛ ﻷﻧﻪ ﻟﻴﺲ ﺃﻫﻼ ﻟﻠﻔﺮﺽ، ﻭاﻟﺮﺩ ﻓﺮﺽ، ﻓﻠﻢ ﻳﺴﻘﻂ ﺑﻪ، ﻛﻤﺎ ﻻ ﻳﺴﻘﻂ ﺑﻪ اﻟﻔﺮﺽ ﻓﻲ اﻟﺼﻼﺓ ﻋﻠﻰ اﻟﺠﻨﺎﺯﺓ، ﻭاﻟﺜﺎﻧﻲ -ﻭﻫﻮ ﻗﻮﻝ ﺃﺑﻲ ﺑﻜﺮ اﻟﺸﺎﺷﻲ ﺻﺎﺣﺐ "اﻟﻤﺴﺘﻈﻬﺮﻱ" ﻣﻦ ﺃﺻﺤﺎﺑﻨﺎ- ﺃﻧﻪ ﻳﺴﻘﻂ، ﻛﻤﺎ ﻳﺼﺢ ﺃﺫاﻧﻪ ﻟﻠﺮﺟﺎﻝ، ﻭﻳﺴﻘﻂ ﻋﻨﻬﻢ ﻃﻠﺐ اﻷﺫاﻥ.

Salam antara muslim dan non muslim

الحاوي الكبير للماوردي ( ج ١٤ / ص ٣١٩ )

وَإِنْ كَانَ السَّلَامُ بَيْنَ مُسْلِمٍ وَكَافِرٍ فَضَرْبَانِ : أَحَدُهُمَا : أَنْ يَكُونَ الْكَافِرُ مُبْتَدِئًا بِالسَّلَامِ كيفة الرد عليه فَيَجِبُ عَلَى الْمُسْلِمِ رَدُّ سَلَامِهِ ، وَفِي صِفَةِ رَدِّهِ وَجْهَانِ : أَحَدُهُمَا : أَنْ يَرُدَّ عَلَيْهِ الْمُسْلِمُ فَيَقُولُ : وَعَلَيْكَ السَّلَامُ وَلَا يَزِيدُ عَلَيْهِ " وَرَحْمَةُ اللَّهِ و بَرَكَاتُهُ " .

وَالْوَجْهُ الثَّانِي : أَنْ يَقْتَصِرَ فِي رَدِّهِ عَلَيْهِ بِقَوْلِهِ وَعَلَيْكَ : لِأَنَّهُ رُبَّمَا نَوَى سُوءًا بِسَلَامِهِ 

وَإِنْ كَانَ الْمُسْلِمُ مُبْتَدِئًا بِالسَّلَامِ ، فَفِي جَوَازِ ابْتِدَائِهِ بِالسَّلَامِ وَجْهَانِ : أَحَدُهُمَا : يَجُوزُ أَنْ يَبْتَدِئَ بِالسَّلَامِ : لِأَنَّهُ لَمَّا كَانَ السَّلَامُ أَدَبًا وَسُنَّةً كَانَ الْمُسْلِمُ بِفِعْلِهِ أَحَقَّ ، فَعَلَى هَذَا يَقُولُ لَهُ الْمُسْلِمُ : " السَّلَامُ عَلَيْكَ " عَلَى لَفْظِ الْوَاحِدِ ، وَلَا يَذْكُرُهُ عَلَى لَفْظِ الْجَمْعِ كَالْمُسْلِمِ ، لِيَقَعَ بِهِ الْفَرْقُ بَيْنَ السَّلَامِ عَلَى الْمُسْلِمِ وَالْكَافِرِ .

وَالْوَجْهُ الثَّانِي : لَا يَبْدَأُ بِالسَّلَامِ السلام على الكافر حَتَّى يُبْتَدَأَ بِهِ ، فَيُجَابُ لِمَا رُوِيَ عَنِ النَّبِيِّ - {صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ} - أَنَّهُ قَالَ : لَا تَبْتَدِئُوا الْيَهُودَ بالسَّلَامِ ، فَإِنْ بَدَءُوكُمْ فَقُولُوا : وَعَلَيْكُمْ. 

Hukum mengucapkan salam pada non muslim

الأذكارللنووي - ( ص ٢٢٦ ) 

 [ فصل ] : وأما أهل الذمّة فاختلف أصحابُنا فيهم فقطعَ الأكثرون بأننه لا يجوز ابتداؤهم بالسلام . وقال آخرون : ليس هو بحرام بل هو مكروه فإن سلَّمُوا هم على مسلم قال في الردّ : وعليكم ولا يزيدُ على هذا  وحكى أقضى القضاة الماورديّ وجهاً لبعض أصحابنا أنه يجوز ابتداؤهم بالسلام لكنْ يقتصرُ المسلِّم على قوله : السلام عليك ولا يذكرُه بلفظ الجمع  وحكى الماوردي وجهاً أنه يقول في الردّ عليهم إذا ابتدؤوا : وعليكم السلام ولكن لا يقول ورحمة اللّه وهذان الوجهان شاذان ومردود 

الموسوعة الفقهية الكويتية - (ج 25 / ص 168( 

السَّلاَمُ عَلَى أَهْل الذِّمَّةِ وَغَيْرِهِمْ مِنَ الْكُفَّارِ : 21 - ذَهَبَ الْحَنَفِيَّةُ إِلَى أَنَّ السَّلاَمَ عَلَى أَهْل الذِّمَّةِ مَكْرُوهٌ لِمَا فِيهِ مِنْ تَعْظِيمِهِمْ ، وَلاَ بَأْسَ أَنْ يُسَلِّمَ عَلَى الذِّمِّيِّ إِنْ كَانَتْ لَهُ عِنْدَهُ حَاجَةٌ ؛ لأَِنَّ السَّلاَمَ حِينَئِذٍ لأَِجْل الْحَاجَةِ لاَ لِتَعْظِيمِهِ ، وَيَجُوزُ أَنْ يَقُول : السَّلاَمُ عَلَى مَنِ اتَّبَعَ الْهُدَى (1) . وَذَهَبَ الْمَالِكِيَّةُ أَيْضًا إِلَى أَنَّ ابْتِدَاءَ الْيَهُودِ وَالنَّصَارَى وَسَائِرِ فِرَقِ الضَّلاَل بِالسَّلاَمِ مَكْرُوهٌ ؛ لأَِنَّ السَّلاَمَ تَحِيَّةٌ وَالْكَافِرَ لَيْسَ مِنْ أَهْلِهَا (2) . وَيَحْرُمُ عِنْدَ الشَّافِعِيَّةِ بُدَاءَةُ الذِّمِّيِّ بِالسَّلاَمِ ، وَلَهُ أَنْ يُحَيِّيَهُ بِغَيْرِ السَّلاَمِ بِأَنْ يَقُول : هَدَاكَ اللَّهُ ، أَوْ : أَنْعَمَ اللَّهُ صَبَاحَكَ ، إِنْ كَانَتْ لَهُ عِنْدَهُ حَاجَةٌ ، وَإِلاَّ فَلاَ يَبْتَدِئُهُ بِشَيْءٍ مِنَ الإِْكْرَامِ أَصْلاً ؛ لأَِنَّ ذَلِكَ بَسْطٌ لَهُ وَإِينَاسٌ وَإِظْهَارُ وُدٍّ (3) . وَقَدْ قَال اللَّهُ تَعَالَى : { لاَ تَجِدُ قَوْمًا يُومَنُونَ بِاَللَّهِ وَالْيَوْمِ الآْخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ } (1) . وَقَال النَّوَوِيُّ فِي الأَْذْكَارِ : اخْتَلَفَ أَصْحَابُنَا فِي أَهْل الذِّمَّةِ ، فَقَطَعَ الأَْكْثَرُونَ بِأَنَّهُ لاَ يَجُوزُ ابْتِدَاؤُهُمْ بِالسَّلاَمِ ، وَقَال آخَرُونَ : لَيْسَ هُوَ بِحَرَامٍ بَل هُوَ مَكْرُوهٌ . حَكَى الْمَاوَرْدِيُّ وَجْهًا لِبَعْضِ أَصْحَابِنَا ؛ أَنَّهُ يَجُوزُ ابْتِدَاؤُهُ بِالسَّلاَمِ ، وَلَكِنْ يَقْتَصِرُ الْمُسَلِّمُ عَلَى قَوْلِهِ : السَّلاَمُ عَلَيْكَ ، وَلاَ يَذْكُرُهُ بِلَفْظِ الْجَمْعِ ، إِلاَّ أَنَّ النَّوَوِيَّ وَصَفَ هَذَا الْوَجْهَ بِأَنَّهُ شَاذ. وَبُدَاءَةُ أَهْل الذِّمَّةِ بِالسَّلاَمِ لاَ تَجُوزُ أَيْضًا عِنْدَ الْحَنَابِلَةِ ، كَمَا لاَ يَجُوزُ أَنْ نُحَيِّيَهُمْ بِتَحِيَّةٍ أُخْرَى غَيْرِ السَّلاَمِ . قَال أَبُو دَاوُدَ : قُلْتُ لأَِبِي عَبْدِ اللَّهِ : تَكْرَهُ أَنْ يَقُول الرَّجُل لِلذِّمِّيِّ كَيْفَ أَصْبَحْتَ ؟ أَوْ : كَيْفَ حَالُكَ ؟ أَوْ : كَيْفَ أَنْتَ ؟ أَوْ نَحْوَ هَذَا ؟ قَال : نَعَمْ ، هَذَا عِنْدِي أَكْثَرُ مِنَ السَّلاَمِ . وَذَكَرَ الْحَنَفِيَّةُ أَنَّهُ لَوْ قَال لِلذِّمِّيِّ : أَطَال اللَّهُ بَقَاءَكَ ، جَازَ ، إِنْ نَوَى أَنَّهُ يُطِيلُهُ لِيُسْلِمَ أَوْ لِيُؤَدِّيَ الْجِزْيَةَ لأَِنَّهُ دُعَاءٌ بِالإِْسْلاَمِ ، وَإِلاَّ فَلاَ يَجُوزُ (1) . وَدَلِيل كَرَاهَةِ الْبُدَاءَةِ بِالسَّلاَمِ قَوْل رَسُول اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - لاَ تَبْدَءُوا الْيَهُودَ وَلاَ النَّصَارَى بِالسَّلاَمِ ، فَإِذَا لَقِيتُمْ أَحَدَهُمْ فِي طَرِيقٍ فَاضْطَرُّوهُ إِلَى أَضْيَقِهِ (2) . وَالاِسْتِقَالَةُ أَنْ يَقُول لَهُ : رُدَّ سَلاَمِي الَّذِي سَلَّمْتُهُ عَلَيْكَ ؛ لأَِنِّي لَوْ عَلِمْتُ أَنَّكَ كَافِرٌ مَا سَلَّمْتُ عَلَيْكَ . وَيُسْتَحَبُّ لَهُ عِنْدَ الشَّافِعِيَّةِ وَالْحَنَابِلَةِ إِنْ سَلَّمَ عَلَى مَنْ يَظُنُّهُ مُسْلِمًا فَبَانَ ذِمِّيًّا أَنْ يَسْتَقِيلَهُ بِأَنْ يَقُول لَهُ : رُدَّ سَلاَمِي الَّذِي سَلَّمْتُهُ عَلَيْكَ ؛ لِمَا رُوِيَ عَنِ ابْنِ عُمَرَ ( أَنَّهُ مَرَّ عَلَى رَجُلٍ فَسَلَّمَ عَلَيْهِ فَقِيل : إِنَّهُ كَافِرٌ ، فَقَال : رُدَّ عَلَيَّ مَا سَلَّمْتُ عَلَيْكَ ، فَرَدَّ عَلَيْهِ ، فَقَال أَكْثَرَ اللَّهُ مَالَكَ وَوَلَدَكَ ، ثُمَّ الْتَفَتَ إِلَى أَصْحَابِهِ فَقَال : أَكْثَرُ لِلْجِزْيَةِ ) . وَقَال الْمَالِكِيَّةُ : لاَ يَسْتَقِيلُهُ . وَإِذَا كَتَبَ إِلَى الذِّمِّيِّ كِتَابًا اقْتَصَرَ عَلَى قَوْلِهِ فِيهِ : السَّلاَمُ عَلَى مَنِ اتَّبَعَ الْهُدَى ، اقْتِدَاءً. بِرَسُول اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - فِي اقْتِصَارِهِ عَلَى ذَلِكَ حِينَ كَتَبَ إِلَى هِرَقْل مَلِكِ الرُّومِ . 

Mengucapkan salam pada campuran orang muslim dan non muslim

الاذكار  للنواواوى (ص ٢٢٧ ) مطبعة نور الهدى سورابايا

(فرع) اذا مر واحد على جماعة فيهم مسلمون أومسلم وكفار فالسنة ان يسلم عليهم ويقصر المسلمين او المسلم 

روينا في " صحيح البخاري ومسلم " عن أسامةبن زيد رضي الله عنهما " أن النبي صلى الله عليه وسلم مر على مجلس فيه أخلاط من المسلمين والمشركين عبدة الأوثان واليهود،فسلم عليهم النبي صلى الله عليه وسلم

الموسوعة الفقهية الكويتية - (ج 25 / ص 169-170)

وَإِذَا مَرَّ وَاحِدٌ عَلَى جَمَاعَةٍ فِيهِمْ مُسْلِمُونَ - وَلَوْ وَاحِدًا - وَكُفَّارٌ ، فَالسُّنَّةُ أَنْ يُسَلِّمَ عَلَيْهِمْ وَيَقْصِدَ الْمُسْلِمِينَ أَوِ الْمُسْلِمَ . لِمَا رَوَى أُسَامَةُ بْنُ زَيْدٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا . أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّ عَلَى مَجْلِسٍ فِيهِ أَخْلاَطٌ مِنَ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُشْرِكِينَ عَبَدَةِ الأَْوْثَانِ وَالْيَهُودِ فَسَلَّمَ عَلَيْهِمُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ (1) ٌ

Ingin berkunjung ke rumah orang, salam dulu ? atau minta izin masuk dulu ?

روضة الطالبين وعمدة المفتين - (ج 4 / ص 9)

ﻭﺇﺫا ﻗﺼﺪ ﺑﺎﺏ ﺇﻧﺴﺎﻥ ﻭﻫﻮ ﻣﻐﻠﻖ، ﻓﺎﻟﺴﻨﺔ ﺃﻥ ﻳﺴﻠﻢ، ﺛﻢ ﻳﺴﺘﺄﺫﻥ ﻓﻴﻘﻮﻝ: اﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻴﻜﻢ، ﺃﺃﺩﺧﻞ؟ ﻓﺈﻥ ﻟﻢ ﻳﺠﺒﻪ ﺃﺣﺪ، ﺃﻋﺎﺩ ﺫﻟﻚ ﺛﺎﻧﻴﺎ ﻭﺛﺎﻟﺜﺎ، ﻓﺈﻥ ﻟﻢ ﻳﺠﺒﻪ ﺃﺣﺪ، اﻧﺼﺮﻑ. ﻭﺫﻛﺮ ﺻﺎﺣﺐ «اﻟﺤﺎﻭﻱ» ﺧﻼﻓﺎ ﻓﻲ ﺗﻘﺪﻳﻢ اﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻰ اﻻﺳﺘﺌﺬاﻥ ﻭﻋﻜﺴﻪ، ﻭاﺧﺘﺎﺭ ﻣﺬﻫﺒﺎ ﺛﺎﻟﺜﺎ، ﻓﻘﺎﻝ: ﺇﻥ ﻭﻗﻌﺖ ﻋﻴﻦ اﻟﻤﺴﺘﺄﺫﻥ ﻋﻠﻰ ﺻﺎﺣﺐ اﻟﺒﻴﺖ ﻗﺒﻞ ﺩﺧﻮﻟﻪ، ﻗﺪﻡ اﻟﺴﻼﻡ، ﻭﺇﻥ ﻟﻢ ﺗﻘﻊ ﻋﻠﻴﻪ ﻋﻴﻨﻪ، ﻗﺪﻡ اﻻﺳﺘﺌﺬاﻥ، ﻭاﻟﺼﺤﻴﺢ اﻟﻤﺨﺘﺎﺭ ﺗﻘﺪﻳﻢ اﻟﺴﻼﻡ،

Related Posts:

Tweet